Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Pengalaman Ganjil Saat Melintasi Hutan Tutupan

29 Agustus 2019   23:52 Diperbarui: 30 Agustus 2019   01:17 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay

Setelah itu nenek menyarankan kepada temanku untuk pulang melalui arah barat, "Lewat kulon wae sing rame tur akeh omah warga", begitu pesan beliau pada temanku. 

Walaupun rumah temanku ada di desa sebelah timur, tapi hari itu dia lebih memilih jalan yang memutar lewat barat sesuai saran nenek. Sebelumnya aku pernah dilewatkan hutan tutupan oleh sepupuku yang termasuk penduduk desa, tidak pernah ada kejadian seperti ini.

Pengalaman Kedua Lewat Hutan Tutupan Bersama Teman dari Luar Pulau

Kucing yang aku temui mirip seperti ini, dengan dominan warna abu-abu tapi hidungnya tidak pesek. Dok : kucing pedia
Kucing yang aku temui mirip seperti ini, dengan dominan warna abu-abu tapi hidungnya tidak pesek. Dok : kucing pedia
Kalau pengalaman kedua ini kejadiannya juga sama di Lemah Abang juga dan hampir magrib di pertengahan tahun 2016. Ya kami saat itu sebenarnya sudah mencari jalan tercepat untuk menuju desa nenek, tetapi kami sempat nyasar.

Jadi saat menjelang adzan maghrib, lagi-lagi aku harus melalui hutan tutupan dengan teman. Tidak lupa klakson dibunyikan saat akan melewati Lemah Abang, dan saat melintas kami melihat seekor kucing ras berwarna abu-abu di pinggir jalan.

Sebagai orang yang suka kucing, rasanya aku ingin berhenti dan menggendong kucing itu. Tapi beruntungnya tidak aku lakukan karena ada target sebelum adzan magrib harus sudah sampai rumah nenek.

Walaupun suasana desa nenek sudah tidak terlalu sepi seperti tahun 2008 tapi tetap saja hutan tutupan itu terasa sepi. Beruntung sekali kalau ada orang desa yang melintas sehingga kita merasa ada teman saat lewat hutan.

Sesampainya di rumah nenek, kembali aku bercerita kepada nenek bahwa aku melihat kucing ras di Lemah Abang. 

"Wis arep magrib ki ora usah aneh-aneh nggowo kucing barang, iyo nek kucing tenana. Nek udu njuk meh kepiye? Opo meneh kancamu rung kenal daerah kene to", ujar Nenek saat aku selesai bercerita.

(Artinya : Udah mau magrib nggak usah aneh-aneh bawa kucing segala, ya kalo kucing beneran. Kalo bukan, terus gimana? Apalagi temanmu kan belum kenal daerah sini).

Pengalaman Ketiga Lewat Hutan Tutupan Bersama Suami

Snowy aku masukkan pet carrier yang digendong seperti pada gambar. Dok : digstraksi
Snowy aku masukkan pet carrier yang digendong seperti pada gambar. Dok : digstraksi
Nah kali ini lewat hutan tutupan udah sama suami ya, bukan sama teman lagi. Jadi ada rasa udah aman aja lewat hutan tutupan. Saat itu aku tengah hamil muda dan mau tidak mau kucing-kucing kesayanganku harus ikut ibu terlebih dahulu di rumah nenek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun