Beruntung pada tanggal 8 Juli 2018, komunitas Sesaba Adikarta dan Watespahpoh mengajak saya menelusuri sejarah yang pernah terjadi di seputaran Alun-Alun Wates. Sebagai generasi muda yang hampir tua, saya sangat berharap menemukan sebuah akar mengenai tanah kelahiran saya sebelum tergerus oleh hembusan angin metropolitan di Kulon Progo.Â
Ya sebentar lagi Kulon Progo akan mengalami percepatan pembangunan seperti bandara Internasional New Yogyakarta International Airport, pelabuhan Tanjung Adikarto dan trans menoreh. Jika generasi muda tidak mengabarkan sejarah yang pernah terjadi di sekitar kota Wates, kemungkinan terburuknya adalah anak cucu kita tidak akan pernah mengenal kota Wates dan Kulon Progo secara utuh.
Kulon Progo pada masa sebelum kemerdekaan merupakan dua wilayah milik kerajaan berbeda. Di bagian selatan merupakan wilayah milik Kadipaten Pakualaman dan bagian utara milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.Â
Kota Wates terletak ditengah-tengah kedua kerajaan tersebut dan memiliki beberapa bangunan peninggalan kolonial dan tugu pagoda yang menandakan pernah ada berbagai etnis yang tinggal di kota ini.
Bangunan ini mulai dirintis pembangunannya pada tahun 1908 dan tidak lepas dari campur tangan dr HS Pruys yang saat itu menjabat sebagai direktur medis RS Petronella (Zending Ziekenhuiz Petronella).Â
RS Petronella sendiri saat ini berkembang menjadi RS Bethesda yang ada di kota Yogyakarta. Keberadaan Hulpziekenhuiz Wates sangat membantu warga Kulon Progo dan Adikarta karena fokus melayani kesehatan masayarakat.
Menurut catatan dari GKJ Wates, perkembangan Hulpziekenhuiz Wates terlihat setelah dr. D.Bakker memberikan pelatihan kepada mantri dan juru rawat sehingga pelayanannya semakin bagus. Kemudian pada tahun 1934 salah satu pejabat RS Petronella Yogyakarta yang bernama Soenoesmo Prawirohoesodho dikirmkan ke Hulpziekenhuiz Wates untuk bergabung dalam melayani masyarakat.Â
Pada tahun 1935 bangunan kemudian dirombak untuk ditambahkan beberapa ruangan seperti ruang belajar, ruang operasi dan ruang radiologi.
Setelah masa kemerdekaan Hulpziekehuiz Wates kemudian diambil alih oleh masyarakat yang kemudian pada tahun 1963 diresmikan menjadi Rumah Sakit yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan. Kemudian dikarenakan lokasinya yang tidak memungkinkan untuk memperbesar lagi bangunan rumah sakit, pada tahun 1983 rumah sakit ini dipindah di dusun Beji yang sampai sekarang dikenal dengan nama RSUD Wates.Â
Bangunan bekas rumah sakit kemudian digunakan menjadi Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo seperti yang kita kenal sekarang. Sayangnya, ada wacana penataan kawasan alun-alun yang akan menggerus bangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo ini. Mengingat sejarah panjang mengenai bangunan Dinkes, saya sangat berharap bahwa bangunan ini tetap berdiri kokoh di tempatnya.