Revitaliasasi Lawang Sewu ini memakan waktu hampir 3 tahun dimulai sejak tahun 2009 hingga 2011, PT KAI bekerjasama dengan unit hetitage Universitas Katolik Soegijapranata dan pemkot Semarang dan dipandu oleh Paul Hunter dari New York University. Setelah pemugaran selesai, Lawang Sewu dibuka untuk umum dan kemegahan bangunan kolonial ini bisa kita nikmati.
Indonesia beberapa hari lagi akan memasuki usia yang ke 71 tahun. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Mengunjungi bangunan bersejarah merupakan salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan.Â
Lawang sewu yang berarsitektur kolonial dirancang oleh pihak Belanda tetapi tangan-tangan yang membangun pasti orang pribumi jadi jangan beranggapan ketika mengunjungi Lawang Sewu dan bangunan peninggalan kolonial lainnya adalah rasa nasionalisme kita dipertanyakan. Pahlawan-pahlawan tak dikenal yang membangun Lawang Sewu atau gugur di Lawang Sewu juga perlu kita hargai dengan berkunjung ke bangunan tersebut.Â
Bangunan-bangunan peninggalan kolonial seharusnya dapat kita manfaatkan, bukan untuk dijadikan ajang uji nyali, sekedar welfie atau dibiarkan terbengkalai hingga akhirnya rusak karena bangunan-bangunan ini merupakan saksi bisu sejarah bangsa Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H