Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jejak Kolonial di Kota Semarang: Menikmati Keindahan Lawang Sewu

13 Agustus 2016   05:48 Diperbarui: 13 Agustus 2016   11:47 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revitaliasasi Lawang Sewu ini memakan waktu hampir 3 tahun dimulai sejak tahun 2009 hingga 2011, PT KAI bekerjasama dengan unit hetitage Universitas Katolik Soegijapranata dan pemkot Semarang dan dipandu oleh Paul Hunter dari New York University. Setelah pemugaran selesai, Lawang Sewu dibuka untuk umum dan kemegahan bangunan kolonial ini bisa kita nikmati.

Indonesia beberapa hari lagi akan memasuki usia yang ke 71 tahun. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Mengunjungi bangunan bersejarah merupakan salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan. 

Lawang sewu yang berarsitektur kolonial dirancang oleh pihak Belanda tetapi tangan-tangan yang membangun pasti orang pribumi jadi jangan beranggapan ketika mengunjungi Lawang Sewu dan bangunan peninggalan kolonial lainnya adalah rasa nasionalisme kita dipertanyakan. Pahlawan-pahlawan tak dikenal yang membangun Lawang Sewu atau gugur di Lawang Sewu juga perlu kita hargai dengan berkunjung ke bangunan tersebut. 

Bangunan-bangunan peninggalan kolonial seharusnya dapat kita manfaatkan, bukan untuk dijadikan ajang uji nyali, sekedar welfie atau dibiarkan terbengkalai hingga akhirnya rusak karena bangunan-bangunan ini merupakan saksi bisu sejarah bangsa Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun