Mohon tunggu...
Niken Anggraini
Niken Anggraini Mohon Tunggu... Wiraswasta - podcast: anchor.fm/saya-niken

Novel : Suweng Mbah Tukah (gratis di Fizzo), Numa Dan Benda Bertuah (gratis di Fizzo), Pangeran Gelatik (gratis di Fizzo), Dita dan Sena: Sang Penakluk (gratis di Fizzo), Berlabuh Di Sisimu (Kwikku), Oh My Beebu (Hinovel, Sago, Bakisah, Ceriaca), Diary Cinta Naelsa:Macaca (Hinovel, Bakisah, Ceriaca)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musibah vs Berkah

28 November 2022   12:26 Diperbarui: 28 November 2022   12:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak saya yang pertama sudah mau lulus SMP. Dia sudah berkali-kali bilang ke saya, ibuk cerai aja sama bapak. Terus kita pindah aja ke Palembang. Kakaknya ibuk yang di Palembang kan punya usaha rumah makan. Ibuk kerja aja di sana. Kita bertiga pindah aja. Aku nggak tega ngeliat ibuk terus dimarahi bapak,"

Aku berusaha keras untuk tak meneteskan air mata. Takut ibu di sebelahku jadi sedih. Atau mungkin tersinggung jika aku memperlihatkan sikap kasihan padanya.

"Ini saya mau ke Blitar. Mau minta tolong Mas saya yang paling tua untuk membantu. Saya sudah nggak kuat sama kelakuan suami saya,"

Aku cuma bisa meresponnya dengan menghembuskan nafas panjang mendengar ceritanya.

Terdengar pengumuman dari speaker stasiun. Negosiasi tak berhasil. Pendemo akan menguasai jalan hingga Magrib nanti. Kereta akan kembali ke Surabaya. Bagi penumpang yang mau melanjutkan ke Blitar bisa memilih naik kereta Dhoho.

"Sepertinya kami akan naik yang Dhoho saja," gumam ibu itu.

Aku meresponnya dengan anggukan ringan dan senyum tipis. Tak lama kereta melaju kembali ke Surabaya.

Sebelum berpisah ibu itu meminta nomor teleponku. Tanpa pikir panjang aku kasih saja. Sewaktu aku mau turun di stasiun, tempat kami bertemu beberapa saat yang lalu itu, si ibu berkata padaku.

"Terima kasih sudah mau mendengar curhat saya mbak. Ngurangin beban hati saya ini. Lega rasanya. Aah, ini sungguh berkah buat saya, bisa punya tempat curhat begini,"

"Iya. Sama-sama, Bu. Saya pamit dulu ya, Bu. Assalamualaikum,"

"Waalaikum salam,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun