"Apa itu demo, Buk?"
"Orang-orang protes,"
"Protes itu apa, Buk?"
"Nggak setuju sama sesuatu,"
Anaknya itu akhirnya mengangguk dan tak bertanya lagi. Detik berikutnya ia berdiri lagi, aku buru-buru menekuk kakiku agar tak terinjak olehnya. Bocah itu kemudian kembali berjalan-jalan dalam gerbong entah kemana saja.
"Maafkan anak saya, mbak,"
"Oh, iya. Nggak masalah. Biasalah anak-anak," sahutku.
Ibu itu tersenyum lega.
"Anak saya dua orang. Yang barusan tadi anak nomor dua. Agak terganggu kecerdasannya. Dia dua kali nggak naik kelas. Harusnya sih sudah kelas 6,"
Mendadak saja aku merasa prihatin mendengarnya.
"Dia agak lambat mempelajari sesuatu. Mungkin perkembangan mentalnya sedikit terganggu. Gara-garanya dia tertekan di rumah kalau melihat bapaknya,"