* Â "Ini adalah waktu terbaik untukku hari ini." Batin kyo sambil tersenyum.
Kyokorin adalah gadis berumur 21 tahun , pendiam tapi terkadang periang , salah satu hobby nya adalah duduk sendiri di sebuah cafe hanya untuk menikmati segelas ice cappucinno dan beberapa batang rokok. Anak tunggal ini begitu misterius dimata orang-orang yang belum mengenalnya , karena terkadang dia begitu mudah tertawa , tapi hanya beberapa menit saja , setelahnya dia terdiam kembali ke dunianya sendiri. Memikirkan dan membayangkan hal-hal yg hanya dia sendiri yg tahu , tak lupa juga dengan ekspresi yg jelas terpampang dari wajahnya. Kadang tersenyum sendiri , tertawa sendiri , cemberut menjadi andalannya. Perkataan "kamu gila" , "kamu autis", "kamu flat" , "kasihan sekali hidupmu" dan kawan-kawannya pun sudah sering dia dapatkan. Tapi bukan kyo namanya kalo tidak masa bodo dengan omongan orang disekitarnya.
Saat ini yang dia lakukan hanya bengong dengan kentang goreng ditangan kanannya dan rokok ditangan kirinya. Ntah apa yg sedang dia pikirkan , padahal tidak lama lagi dia ada mata kuliah dikampusnya. Mungkin dia sedang menantikan kabar dari sang pacar :)
* Â Waktu perkuliahannya akhirnya selesai . Dan dia sudah tiba dirumah dengan perasaan campur aduk. Sambil duduk dihalaman belakang rumah masih dengan memegang sebatang rokok , kyo yg malang sedang berkutat dengan isi kepalanya sendiri.
"Ada yg aneh dari kamu,bukan km yg biasanya." Lagi-lagi kyo hanya berkata didalam batin sambil menghela nafas frustasi. Belum lama dia mengenal sosok kekasihnya ini , belum genap 1 bulan. Dari perkenalan yg hanya berumur 1 minggu , berlanjut kestatus "pacaran".
"Apa dia mulai bosan? Apa ada yg salah dariku? Apa dia memang sedang sibuk saja? Apa yg sedang terjadi? Kenapa jadi gini?" Pertanyaan demi pertanyaan terlintas dlm kepalanya , tp dia tetap tak menemukan jawabannya. Dengan kesal dia menatap layar selulernya yg gelap , bingung dengan keadaannya sendiri.
"Aku harus bicara langsung nanti malam!" Sambung kyo tapi dengan suara yg gusar.
* Â "Rame bgt disini. Gimana caranya aku bisa ngomong masalah itu sama galvin!" Rutuk kyo saat tiba di cafe yg mereka sambangi. Memang benar malam itu cafe begitu padat dengan manusia manusia yang biasanya disebut seniman. Karena malam itu tepat perayaan 1tahun perkumpulan seni sastra puisi. Kyo pun hanya bisa tersenyum kecut melihat keadaan disekelilingnya , pusing dengan keadaannya sendiri juga. "Yaudah pulang ajadeh aku bahas ini ditelfon sama galvin." Kyo membatin untuk menenangkan dirinya sendiri.
Akhirnya malam itu dia habiskan dengan mendengar karya-karya puisi sambil memikirkan masalahnya sendiri. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam "waktunya aku pulang , bisa dimarahin papa kalau aku pulang lebih lama." Kyo berkomentar dlm hatinya. Akhirnya dia pun meminta galvin mengantarnya pulang.
Sesampai dirumah , masih diteras depan rumahnya. Kyo yg seperti biasanya memeng sllu bilang "hati hati dijalan sayang , kalu uda dirumah kabarin aku ya." Tpi mlm ini dia melanjutkan omongannya "nanti telfonan ya." Kata kyo sambil tersenyum manis yg dibuat-buat.
Galvin menanggapi dengan dingin pernyataan kyo tadi "gak usah lah sayang kamu tidur aja , tdi kamu blg sendiri km uda ngantuk."
"Hayo kamu mau kemana lagi?" Canda kyo
"Yaudah deh terserah km!" Jawaban yg tak pernah diperkirakan kyo , karena menurut kyo dia hanya sedang bercanda saja. Tapi malah jawaban itu yang dia dapatkan. Disitu hati kyo pun menciut mendengarnya.
"Yaudah km hati hati ya , jgn lupa kabarin aku." Akhirnya kyo memilih untuk tidak berdebat lgi dengannya.
"Dia benar benar berubah." Kyo berkata dalam hatinya sambil terus melihat kejalanan yg dilalui sang pujaan hati pergi.
* Â Sambil menyulutkan api kerokoknya kyo pun bengong didepan jendela kamarnya. Menunggu kabar dari kekasihnya. 30menit berlalu dan dering sms dari handphone nya pun berkumandang. Sontak kyo langsung membuka handphone nya "aku uda dirumah syg,muaahh..." begitulah isi pesan singkat kekasihnya. Jari-jari mungil tangannya dengan gesit membalas "kamu uda dirumah syg?" Ketik kyo. Namun dalam hitungan detik "bodoh! Pertanyaan apa itu,padahal galvin uda bilang dia dirumah. Ngapain aku tanya lagi!"Â Kyo memaki dirinya sendiri masih tetap menatap layar handphone nya. 5menit blm juga ada tanda-tanda galvin membalas smsnya,akhirnya dia memustuskan untuk menelpon galvin. 1kali..2kali...sampai ke 5kali nya galvin juga tidak mengangkat telfonnya. "Kamu gak mau angkat telfonku syg?" Ketik jemari lentik kyo dipesan singkatnya. "Sorry baru slesai dari belakang. Udahlah syg kita uda ketemuan seharian. Telfonan mau ngomong apa lagi sih." Balas galvin semenit kemudian. Kyo hanya bisa menatap nanar layar handphone nya,tpi akhirnya dia memustuskan untuk tetap membalas sms galvin. "Gak ada aku cuman pengen denger suara kamu aja sebelum aku tidur. Gk mau ya syg?" SEND...
"Kan kita uda ngomong trs daritadi sygku. Kamu tidur aja. Bsk masuk pagi juga kan. Tdi juga km uda ngantuk." Bls galvin cepat. Tak patah semangat kyo pun mencoba untuk menelfon kekasihnya lagi,tpi tetap tidak diangkat. Akhirnya kyo pun memutuskan untuk menyerah menghubingi kekasihnya "biarlah,kalau emang dia gak mau telfonan smsan saja sudah cukup." Kyo membatin dengan senyum kecutnya. Lalu jemarinya mulai menari lagi diatas tombol-tombol handphone nya "kamu beneran gk mau angkat telfonku?" Ketik kyo.
"Udahlah syg,besok2kan masih bisa. Masih kangen ya?"
"Kamu bikin aku sedih." Akhirnya kyo mengutarakan isi hatinya itu walaupun hanya lewat sms saja.
"Bukannya gitu sayang,aku cmn gk mau ada hal yg gk aku inginkan terjadi."
"Maksudnya? Aku gk ngerti." Ketik kyo. Padahal dia sudah menduga kalau galvin akan menjawab sama dengan isi kepalanya,tpi kyo masih tetap bertanya. Seakan ingin melihat langsung apa yg bakal kekasihnya jawab.
"Aku cuman takut aku bosen syg,kamu kan tau aku orangnya memang gitu. Menurut aku kalau kita lg smsan ya smsan aja,kalau lagi telfonan ya telfonan aja. Gk mesti dua duanya kita lakuin kan." Nanar matanya melihat balasan dari galvin. Secepat hujan rintik berubah jadi lebat begitulah airmata kyo akhirnya tumpah. "Kecewa" cuman kata itu yg bisa dia ucapkan saat itu juga,tpi hanya dalam relung hatinya saja. Dia tidak mengutarakan kekecewaannya pada galvin.
"Aku uda ngerasa kamu gitu kok dari kemaren. Gak apa2 aku ngerti. Maaf ya syg." Balas kyo setelah air matanya disapunya dengan telapak tangannya.
"Sorry bgt aku harus bilang gini. Soalnya aku gk mau kita putus gara2 hal ini. Aku sayang kamu." Balas galvin cepat. Seakan tau sang kekasih sedang menangis.
"Aku juga sayang kamu :). Besok pagi jemput aku ya. Aku tidur duluan. Love u." Akhirnya kyo menyerah untuk lebih tertekan lagi. "Cukup untuk malam ini" ucap kyo ditengah tangisnya yang terisak-isak. Dering sms kembali melantunkan melodinya,dengan menarik nafas dalam kyo memberanikan diri membuka pesan singkat itu.
"Iya sayang sekali lagi maaf ya. Love you too." Pecahlah tangisan malam kepiluan itu.
Tak menyangka mulut manis yg dulu dia puja-puja berubah menjadi racun yang mematikan buat dirinya sendiri. Masih terngiang di dalam kepalanya kata-kata manis yang dulu Sang Segalanya itu ucapkan.
"Aku gak tau kenapa sama aku kyo,tapi aku ngerasa kamu memang jodohku. Cuman kamu cewek yang bisa bikin aku betah lama-lama kalau kita lagi bareng. Aku ngerasa pas banget sama km. Mungkin ini maksud tuhan jodoh."
* Â Matahari belum muncul saat itu,tapi kyo sudah terbangun dari tidur ayamnya yang hanya 2 jam. Fisik dan batinnya merasa enggan untuk tersenyum setelah kejadian tadi malam. Galau...mungkin kata itulah yang cocok mengibaratkan kondisinya sekarang. Gak enak makan,gak bisa tidur,apalagi tersenyum. Alhasil dia tidur hanya 2 jam saja hari ini. Dia bergegas menyumut sebatang rokok lalu pergi kekamar mandi. Dia duduk dicloset , menyalakan sebatang rokok dan menatap layar tabnya. Kyo mulai menghidupkan tab dan membuka diary pribadinya disitu. Jemari lincahnya mulai mengetikkan bait perbait isi kepalanya. Kyo memang seorang wanita yang aneh. Dia selalu mendapatkan ide-ide untuk menulis hanya pada saat-saat tertentu saja. Semisal saat ini. Di closet kamar mandi. Atau pada saat dia menyendiri dicafe atau disuatu tempat, dan favoritnya pada saat langit memuntahkan airmatanya. Begitulah sisi lain dari seorang kyokorin atmajaya,yang tidak pernah oranglain tahu.
Jam ditabnya sudah menunjukkan pukul 05.30 , sudah setengah jam dia duduk disitu. Kyo pun bergegas menaruh tabnya diatas closet,memutar lagu dimedia pemutar musiknya , lalu dia pun bergegas menyelesaikan ritual paginya.
Galvin tiba dirumahnya dengan senyuman hangat sehangat matahari pagi. Tapi kyo tidak menatapnya sama sekali. Takut...takut meleleh karena senyuman itu. Akhirnya kyo hanya memasang topeng dinginnya. Mengacuhkan senyuman galvin , lebih banyak diam tak seceria biasanya , dan tidak tersenyum sama sekali walaupun pada saat dikampus dia berpapasan dengan Sang Segalanya itu.
Kyo terlalu kecewa saat ini...
Dan Sang Segalanya itu mungkin merasa...
* Â Perkuliahan yang terasa makin menjenuhkan pun selesai juga. Kyo berjalan dikoridor kampusnya,berniat untuk kekamar mandi untuk melakukan tuntutan mulutnya yang mulai basi. Merokok.
"Kyo!" Panggil seseorang yang menurut kyo satu-satunya orang yang bisa mentolelir sifatnya. Dia adalah kakak angkatan kyo. Namanya fiko. Ada kesamaan yang kasatmata antara kyo dan fiko. Dan mungkin kalau diliat dari kacamata orang awam hal itu takkan pernah kelihatan. Mereka berdua sama-sama menyukai puisi. Tak jarang kyo meminjam buku puisi milik fiko.
"Hei kak fik" kyo membalas teguran itu sambil tersenyum. Fiko hanya memberikan isyarat tangan agar kyo mendekat. Kyo pun memutuskan untuk mendekat dan mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi. Fiko yang seakan tahu kepiluan hati kyo hari itu menatap kyo dengan pandangan menelusuk masuk seakan menelanjangi hati kyo. Kyo pun hanya menebarkan senyuman palsu yang salah tingkah.
"Ckck...kamu kenapa?" Tanya fiko tanpa aba-aba terlebih dahulu
"Hahah...kenapa kak. Emang muka ku kenapa?" Jawab kyo yang bingung kenapa fiko bisa tau dia ada masalah. "Apa memang aku tak pernah bisa memakai topeng ya didepannya"kyo membatin.
"Kasihan sekali kamu. Cerita." Tanpa aba-aba lagi fiko melanjutkan introgasinya.
"Gak apa-apa kak. Cuman hari ini memang hari yang menyedihkan aja buat aku. Mungkin aku lagi sensitif aja hari ini kak."
"Pms?"
"Emmm kebetulan memang lagi iya kak. Tapi ada faktor lainnya juga sih. Hehe..."
Jawab kyo ceria yang dibikin-bikin.
"Kamu gk pernah kasih tantangan ke galvin?" Kyo pun terkejut mendengar pertanyaan fiko. Tapi dia mengerti. Karena mereka mempunyai bahasa yang sama,yang belum tentu orang lain tahu.
"Enggak kak. Buat apa. Itu bikin semua jadi ribet." Jawab kyo cepat.
"Saya dulu pernah suka sama seorang cewek. Dimata saya dia awalnya begitu misterius. Saya jadi sangat penasaran dan saya terus mendekatinya. Lama kelamaan setelah saya sudah semakin dekat. Saya merasa dia sudah tidak miterius lagi. Akhirnya saya pun bosen sama dia. Karena menurut saya seperti apa dia saya sudah tau."
Deg....kyo mencoba berpikir sejenak lalu dia tersenyum kecut
"Kakak jangan nyindir aku dong. Aku paham maksud kakak."jawab kyo tegas.
"Bodoh bgt galvin itu. Uda dapat cewek sebaik kamu tapi malah..." kalimat fiko menggantung diudara.
Mereka berdua bertatapan selama beberapa detik dan pecahlah tawa itu. Tawa lepas pertama yang kyo dapatkan hari itu. Seakan mereka mempunyai dunia mereka sendiri dan bahasa mereka sendiri.
"Aku jadi gak enak. Kalian lagi ada masalah tapi kamu malah duduk disini sama aku ketawa-ketawa lagi." Ucap fiko sambil mengisyaratkan agar kyo mengikuti pandangan matanya. Ternyata galvin ada di parkiran sedang duduk mengobrol dengan temannya.
"Halah...gak apa-apa kak. Biarin ajalah." Protes kyo acuh.
Dan mereka pun mengobrol lumayan lama disitu. Kyo pamit ke toilet sebentar.
Akhirnya tidak sampai sebatang habis kyo mematikkan rokoknya dan kembali ke koridor kampus. Tapi dia melihat Sang Segala sudah duduk bersama fiko. Dia ragu sejenak untuk melangkahkan kakinya kesitu. Tapi tas dan bukunya ada disitu.
"Hah ya sudahlah." Batin kyo
"Yuk pulang." Ajak galvin dengan mencoba menatap kyo.
"Yaudah ayo. Kak fik,aku pulang dulu ya."pamit kyo pada fiko. Dan fiko hanya menjawab dengan tatapan yang bagi kyo dia berbicara "jangan sedih!"
Masih didaerah kampus diatas motornya galvin bertanya pada kyo.
"Mau pulang apa gimana nih?" Tanya galvin
"Terserah kamu." Jawab kyo sekenanya
"Loh...aku gak ada yg terserah."
"Terserah kamu enaknya gimana. Kalau kamu mau pulang yaudah kita pulang."
"Hemmm...yaudah kita pulang aja."
"Iya." Itulah akhir pembicaraan mereka selama perjalan.
20menit berlalu dan galvin memarkirkan sepeda motornya didepan sebuah cafe. Kyo pun hanya mengikutinya masuk. "Ngapain juga dia ngajak akau nongkrong kayak biasanya." Omel kyo dalam hati. Setelah memesan tiba-tiba galvin merenggut tangan kyo yang daritadi nganggur diatas pahanya.
"Sayang maaf ya?" Ucap galvin sambil tersenyum takut-takut.
"Maaf buat apaan?" Jawab kyo dengan judes.
"Maaf buat semalem. Mungkin aku semalem capek , jadi aku gk bisa berpikir jernih."
"Oh...iya gak apa-apa aku ngerti kok."
"Sayaaang maaf yaaaa,aku bener-bener minta maaf." Memelas muka galvin mengucapkannya.
"Iya sayang gak apa-apa." Dengan berat hati kyo pun menjawab itu. Padahal kyo masih berat untuk memaafkannya. Tapi dia tidak mau memperkeruh keadaan saat itu.
Ditengah-tengah obrolan mereka yang sudah mencair. Galvin mengungkapkan isi kepalanya yang daritadi dia tahan.
"Kamu masih sedih? Jangan sedih-sedih lagi ya. Aku gak mau kamu sedih sayang. Semalem sebelum tidur aku duduk sendiri ngerokok sambil mikir kata-kata kamu. Aku maki diri sendiri 'sedih? Kenapa aku bikin dia sedih.' Aku bingung sendiri sayang. Aku mikirin kamu bilang sedih tiba-tiba aku keinget ayahku. Aku jadi ngerasa bikin ayahku sedih juga." Ucap galvin sungguh-sungguh sambil tersenyum kecut.
Mencairlah es yang dibentuk dalam hati kyo seketika itu juga.
"Iya sayang gak apa-apa,aku beneran ngerti kok. Apa hubungannya aku ngomong sedih sama ayahmu?" Tanya kyo lembut,sambil mempererat genggaman tangannya ditangan galvin.
"Ya dulu sebelum beliau meninggal aku ngerasa aku sering bikin dia sedih." Jawab galvin sambil tersenyum seribu arti.
Kyo membalas senyuman galvin dengan arti menenangkan.
Detik detik demi detik sisa hari itu mereka habiskan seperti ritual yang selalu mereka lakukan.
Belum sirna kekecawaan kyo,tpi dia memutuskan untuk menanam satu topeng untuk Sang Segalanya itu.
"Mungkin tanpa kamu sadar aku takkan pernah menjadi kyo yang kemarin kamu kenal galvin. Karena kamu telah menancapkan satu paku dalam diriku. Tapi aku akan tetap bersikap seperti yang kamu kenal. Aku tetap akan ada buat kamu dan mencoba ngerti kamu. Tapi kamu gak akan pernah tau,aku sudah tak bisa sama lagi seperti yang kamu kenal." Senyuman misterius itu hadir lagi ditopeng lembutnya...
to be continue...
terus disimak cerita nya guys,thankyou for attention dan selamat membaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H