Mohon tunggu...
Ni Kadek Wisdayani
Ni Kadek Wisdayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dasar Keyakinan Agama Hindu

21 Maret 2023   19:23 Diperbarui: 21 Maret 2023   19:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dasar Keyakinan Agama Hindu

Agama Hindu merupakan agama yang berasal dari India dan telah berkembang selama lebih dari 4.000 tahun. Agama ini memiliki kepercayaan yang kompleks dan kaya akan ajaran dan keyakinan yang sangat mendalam. Agama Hindu dianggap sebagai salah satu agama tertua dan paling kompleks di dunia. Agama Hindu dipengaruhi oleh berbagai tradisi, kepercayaan, dan praktik dari seluruh India. Agama Hindu memperhatikan kehidupan manusia dalam berbagai aspek, seperti kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial, kehidupan rohani, dan kehidupan setelah kematian. Dalam artikel ini, saya akan membahas beberapa dasar keyakinan umat Hindu.

1. Keyakinan terhadap Brahman atau Widhi Tattwa

Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau Tuhan. Ada banyak sebutan nama Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, setiap umat Hindu meyakini dengan benar bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha segalanya. Brahman atau Widhi Tattwa merupakan konsep Tuhan yang sangat penting dalam agama Hindu. Konsep ini diyakini sebagai kekuatan kosmik yang mendasar dan menjadi sumber segala sesuatu yang ada di alam semesta. Brahman dipandang sebagai sesuatu yang abadi dan tak terbatas, tidak dapat dijelaskan dalam kata-kata atau dipahami melalui akal pikiran manusia.

Namun demikian, para pemeluk agama Hindu percaya bahwa Brahman bisa dirasakan dan didekati melalui berbagai cara, seperti melalui meditasi, yoga, puja, dan berbagai praktik spiritual lainnya. Konsep ini memberikan kepercayaan dan pengakuan bahwa Tuhan itu ada dan selalu hadir di dalam kehidupan manusia. Brahman juga dikenal sebagai "Sumber Kehidupan" dan "Pencipta Alam Semesta". 

Hal ini diyakini sebagai manifestasi dari kekuatan yang lebih besar yang menggerakkan dan membentuk alam semesta dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, Brahman dianggap sebagai sesuatu yang harus dihormati dan dihargai oleh setiap individu, dan diwujudkan melalui berbagai macam dewa dan dewi yang dipuja oleh umat Hindu.

Konsep Brahman juga dikenal sebagai konsep yang inklusif dan mengakui keberagaman dalam kepercayaan. Hal ini diyakini bahwa setiap individu memiliki cara dan jalan yang berbeda dalam mencapai pemahaman tentang Brahman dan mencari kebenaran dalam hidupnya. Sebagai agama yang terbuka dan inklusif, agama Hindu menghormati keberagaman dalam cara pandang dan jalan spiritual individu. 

Dalam ajaran Hindu, kepercayaan pada Brahman menjadi fondasi bagi berbagai praktik spiritual dan kehidupan sehari-hari. Hal ini menekankan bahwa manusia harus memperhatikan keberadaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Kepercayaan pada Brahman juga memberikan pengakuan bahwa Tuhan ada dalam setiap makhluk hidup, termasuk dalam alam semesta dan benda mati. 

Oleh karena itu, kepercayaan pada Brahman menjadi salah satu pilar utama dalam agama Hindu, dan diyakini sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam semesta dan Tuhan.

2. Keyakinan terhadap Atman atau Atman Tattwa

Kedua adalah Atman Tattwa atau lebih kerap disebut dengan Roh Suci. Umat Hindu meyakini pula bahwa keberadaan Jiwatman membuat manusia bisa hidup. Atman diyakini memiliki sifat kekal dan sempurna. Atman atau Atman Tattwa adalah konsep tentang roh atau jiwa yang diyakini oleh umat Hindu. 

Konsep ini mengajarkan bahwa setiap individu memiliki jiwa yang abadi dan tak terbatas, yang disebut Atman. Atman dipandang sebagai sumber kehidupan manusia dan memiliki sifat kekal dan sempurna. Atman diyakini sebagai bagian dari Brahman yang ada di dalam setiap individu. Konsep ini mengajarkan bahwa Atman dan Brahman adalah satu dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, upaya untuk memahami Atman dan mencapai kesadaran akan keberadaannya merupakan upaya untuk menyatu dengan Brahman.

Konsep Atman juga mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Kehidupan manusia dipandang sebagai bagian dari perjalanan jiwa yang abadi, dan setiap tindakan yang dilakukan oleh individu akan mempengaruhi perjalanan jiwa tersebut. Atman juga diyakini sebagai sumber dari kebijaksanaan, cinta, dan kebahagiaan yang ada di dalam setiap individu. Konsep ini mengajarkan bahwa dengan memahami Atman dan mengembangkan kesadaran akan keberadaannya, individu dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya. 

Dalam ajaran Hindu, upaya untuk memahami Atman dan menyatukan diri dengan Brahman dilakukan melalui berbagai praktik spiritual, seperti meditasi, yoga, dan puja. Konsep ini memberikan pengakuan bahwa manusia tidak hanya terdiri dari tubuh dan pikiran, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang harus diperhatikan dan dikembangkan.

Kepercayaan pada Atman juga mengajarkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan Tuhan, dan menjadi lebih bijaksana, berpikiran terbuka, dan penuh kasih sayang. 

Dengan demikian, konsep Atman menjadi salah satu pilar utama dalam agama Hindu dan memberikan arah bagi praktik spiritual dan kehidupan sehari-hari umat Hindu. Namun, perlu diingat bahwa konsep Atman juga diinterpretasikan berbeda-beda oleh para pemeluk agama Hindu. Beberapa aliran Hindu mengajarkan bahwa Atman adalah identik dengan Brahman, sementara yang lainnya mengajarkan bahwa Atman adalah entitas yang terpisah dari Brahman. Meskipun demikian, konsep Atman tetap menjadi salah satu konsep penting dalam agama Hindu dan menjadi dasar bagi praktik spiritual dan kehidupan sehari-hari umat Hindu.

3. Keyakinan terhadap Karmaphala atau Karmaphala Tattwa

Keyakinan dasar ketiga dalam ajaran agama Hindu adalah keberadaan dari Karmaphala. Kata Karma sendiri memiliki arti perilaku atau perbuatan, sementara phala artinya hasil yang didapat. Jadi, jika dijelaskan secara singkat, Karmaphala ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang dilakukan. Sederhananya, umat Hindu sangat percaya dengan adanya hukum sebab akibat dalam kehidupan sehari-hari. Karmaphala sendiri dibedakan menjadi tiga bagian waktu, yaitu masa kini atau sekarang, masa nanti atau hari esok, dan masa depan.

Keyakinan terhadap Karmaphala atau Karmaphala Tattwa merupakan konsep penting dalam agama Hindu. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu akan memiliki konsekuensi atau hasil yang akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan. Karmaphala dapat diartikan sebagai hasil yang didapat dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh individu, baik itu baik atau buruk. Oleh karena itu, umat Hindu percaya bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan harus menerima konsekuensi dari perbuatan mereka. 

Dalam konsep Karmaphala, hasil dari perbuatan dapat terjadi dalam kehidupan sekarang, di masa depan, atau dalam kehidupan selanjutnya setelah kematian. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap individu akan memetik hasil dari tindakan mereka dalam kehidupan selanjutnya, baik itu positif atau negatif.

Namun, konsep Karmaphala juga mengajarkan bahwa hasil dari tindakan individu tidak hanya dipengaruhi oleh perbuatan mereka saat ini, tetapi juga dipengaruhi oleh perbuatan mereka di masa lalu. Dalam konsep ini, setiap individu memiliki karma atau kebiasaan yang terbentuk dari perbuatan mereka di masa lalu. Oleh karena itu, kehidupan seseorang saat ini dipengaruhi oleh hasil dari perbuatan mereka di masa lalu dan saat ini. Konsep Karmaphala juga mengajarkan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengubah nasib mereka melalui perbuatan baik dan memperbaiki karma mereka yang buruk. 

Dalam agama Hindu, upaya untuk memperbaiki karma dilakukan melalui berbagai praktik spiritual, seperti meditasi, puja, dan amal kebaikan. Konsep Karmaphala juga mengajarkan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan tidak dapat menyalahkan nasib atau takdir. Konsep ini memberikan pengakuan bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi hidup mereka sendiri dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Dalam praktik kehidupan sehari-hari, konsep Karmaphala mengajarkan umat Hindu untuk bertindak dengan baik dan memperbaiki karma mereka yang buruk. Konsep ini juga mempengaruhi pandangan umat Hindu tentang karma sosial, di mana individu bertanggung jawab atas tindakan mereka terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka. 

Dalam kesimpulannya, konsep Karmaphala menjadi salah satu pilar utama dalam agama Hindu dan memberikan pandangan yang unik tentang hubungan antara tindakan individu dan hasilnya. Konsep ini mengajarkan umat Hindu untuk bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan memperbaiki karma mereka yang buruk melalui praktik spiritual dan tindakan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Punarbhawa

Ajaran keyakinan keempat dalam Panca Sradha adalah punarbhawa atau percaya dengan adanya reinkarnasi, penjelmaan kembali atau kelahiran kembali, dalam agama Hindu ini dikenal dengan istilah Punarbawa yang artinya kelahiran berulang-ulang. Umat Hindu percaya setiap roh akan kembali lagi kepada Tuhan dan harus dalam keadaan yang suci. Konsep Punarbhawa ini sangat penting dalam agama Hindu karena dipercayai bahwa kehidupan manusia tidak hanya terbatas pada satu kali kelahiran. Setiap manusia memiliki banyak kehidupan sebelumnya dan akan terus bereinkarnasi dalam kehidupan berikutnya.

Setiap reinkarnasi ditentukan oleh karma seseorang, yaitu akumulasi dari tindakan dan perilaku yang dilakukan selama kehidupan sebelumnya. Karma positif akan membawa seseorang ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi, sedangkan karma negatif akan membawa seseorang ke tingkat kehidupan yang lebih rendah. Tujuan utama dari Punarbhawa adalah untuk membersihkan jiwa dan mencapai moksa, yaitu keadaan di mana jiwa bersatu dengan Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. 

Dalam upaya mencapai moksa, umat Hindu diwajibkan untuk menjalankan tugasnya (dharma), mencari pengetahuan (jnana), beribadah (bhakti), dan mengekang diri (tapas). Karena Punarbhawa adalah siklus kelahiran dan kematian yang terus berulang, maka sikap hidup yang bijaksana, mengutamakan kebaikan dan memperbaiki karma sangatlah penting dalam kehidupan. Menjaga kebaikan hati, kata dan perbuatan serta selalu berusaha memberikan manfaat bagi orang lain adalah langkah penting dalam usaha mencapai kebahagiaan hidup dan akhirnya mencapai tujuan akhir keberadaan manusia dalam agama Hindu, yaitu moksa.

5. Keyakinan terhadap Moksa atau Moksa Tattwa

Keyakinan terakhir adalah meyakini dan percaya dengan Moksha, yaitu bersatunya Brahman dengan Atman. Bukan tanpa alasan, tujuan tertinggi dalam agama Hindu adalah bisa mencapai Jagadhita dan Moksa. Moksa dipercayai sebagai keadaan yang diidam-idamkan oleh setiap manusia, karena dalam keadaan tersebut seseorang akan bebas dari penderitaan dan kecemasan yang terkait dengan siklus kelahiran dan kematian. Untuk mencapai Moksa, seseorang harus melalui proses panjang dan sulit dalam mengembangkan kesadaran spiritual, melakukan amal baik, dan mengekang nafsu-dosa. 

Agama Hindu mengajarkan bahwa Moksa dapat dicapai dengan beberapa cara, seperti karma yoga (mencapai kesadaran spiritual melalui tindakan positif dan pengabdian), bhakti yoga (mencapai kesadaran spiritual melalui bhakti atau penghambaan kepada Tuhan), dan jnana yoga (mencapai kesadaran spiritual melalui pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan).

Dalam pengajaran agama Hindu, Moksa dianggap sebagai suatu keadaan yang sangat diinginkan, tetapi juga sangat sulit dicapai. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap umat Hindu untuk melakukan tindakan positif dan mengembangkan kesadaran spiritual dengan tujuan mencapai Moksa.

Secara keseluruhan, kelima keyakinan dalam Panca Sradha sangat penting bagi umat Hindu dalam mengembangkan kesadaran spiritual dan mencapai tujuan tertinggi dalam kehidupan, yaitu Moksa. Meskipun setiap umat Hindu mungkin memiliki pemahaman yang sedikit berbeda tentang konsep-konsep ini, namun kelima keyakinan tersebut membentuk dasar ajaran agama Hindu dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang bermakna.

Kelima dasar kepercayaan ini menjadi pedoman bagi umat Hindu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Hindu mengamalkan ajaran ini melalui melakukan puja (upacara pemujaan), bermeditasi, menghormati para leluhur, melakukan tindakan baik, dan memperbaiki Karma Phala. Melalui praktik-praktik ini, umat Hindu berharap dapat mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan mencapai Moksa pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun