“Kirim? Enggak!”
“Kirim? Enggak!”
Zaya menghela nafas bingung. Ragu dengan apa yang akan dilakukannya.
“Loh, katanya mau tidur?” Sapa Ibunya dari balik tirai pintu kamarnya. Mengagetkannya.
“Iya bu. Sebentar lagi.” Sedikit mundur, ia membetulkan posisi duduknya.
Sent. OMG!
3Pov: Amor
Besok harinya….
Alizaya Inggit. Amor tidak salah lagi membaca nama alamat email yang masuk ke inboxnya. Dia sungguh mengenali nama itu.
“Zaya? Apa yang dikirimkannya.” Gumam Amor dalam hati. Bertanya-tanya.
Tidak menunda waktu, ia langsung membuka pesan inbox emailnya yang ternyata sudah masuk sejak hari kemarin. Tentu saja ia sangat penasaran dengan isi pesan itu. Mengingat Zaya adalah teman sepermainannya. Seharusnya, Zaya bisa mengirimkan pesan itu dari WhatsApp, bila memang penting. Koq tumben sekali memakai pesan email? Meski bukan teman akrab, tapi mereka belum lama bertemu untuk sekedar makan malam bersama. Amor memang tipe laki-laki yang mudah berteman dengan siapa saja. Terutama welcome sekali dengan wanita. Mungkin presentase teman wanitanya lebih banyak.
--Dear Amor