Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cewek Membenci Asap Rokok, Salahkah?

27 Juni 2020   07:41 Diperbarui: 27 Juni 2020   08:32 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagiku ini adalah faktor pertama dan paling utama. Sejak aku mengenal ilmu bahaya merokok bagi kesehatan ,yang itu entah mulai kapan, aku selalu mengusahakan untuk menjauhi yang namanya asap rokok. Siapa sih yang mau sakit kanker, kena serangan jantung, impotensi, kena gangguan kehamilan dan janin. Aku sampai hafal penyebutan penyakit-penyakit mengerikan itu karena sejak kecil aku sudah mengenal peringatan bahaya rokok tersebut yang sampai sekarang masih tertera di bungkus rokok. Siapapun pasti ingin sehat. Bila ada banyak kebiasaan sehat yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan, kenapa harus memiliki kebiasaan yang bikin sakit?

  1. Kunilai sebagai pemborosan.

Mencoba berpikir lebih dewasa sedikit setelah mengetahui fakta nomor 1  diatas, aku mulai mempertimbangkan bahwa merokok juga tidak akur dengan sector ekonomi. Dalam hal ini adalah ekonomi keluarga. Bagaimanapun keadaan ekonomi dari si perokok itu, baik dia berekonomi menengah keatas maupun menengah kebawah, menurutku akan lebih baik uang yang sehari-harinya dibelikan rokok, mending digunakan untuk membeli sesuatu yang lain, yang lebih bermanfaat atau berharga pastinya. Bukankah jelas bila uang itu dibelikan untuk rokok, bukannya membuat tubuh kita semakin sehat dan kuat, malah semakin tidak sehat dan lemah.

  1. Keluargaku tidak ada yang merokok.

Bapakku tidak merokok. Aku tidak memiliki saudara laki-laki. Dan semua kakak iparku tidak ada yang merokok juga. Berawal dari lingkungan dan pembiasaan inilah, yang membuatku terbiasa dengan lingkungan sehat dan bersih, terbebas dari asap rokok.

  1. Mindset buruk .

Sejak aku mengenal banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh asap rokok, hingga aku benar-benar tidak ingin terjangkit oleh penyakit-penyakit  tersebut, sejak itu pula aku ingin mengindari paparan asap rokok. Artinya, semua itu bermula dari pengetahuan, kemudian mengundang perbuatan, hingga menjadi pembiasaan, dan lama kelamaan menjadi pola pikir atau mindset yang mengakar. 

Dari berbagai sumber terpercaya, dari pengalaman hidup, serta efek yang kurasakan sendiri setelah terhirup asap rokok, sudah terbukti memang asap rokok itu tidak nyaman dirasakan oleh tubuh. Sejauh inipun, aku belum menemukan 1 dokterpun yang mengatakan padaku bahwa merokok itu membuat tubuh kita sehat. Kalau misalnya memang bisa begitu, kenapa seluruh dunia tidak merokok saja? Darisini aku berpikir bahwa mindset burukku terhadap rokok itu tidak salah sama sekali.

  1. Kenyataan disekitar.

Di poin ini, aku ingin mengajak kalian untuk melihat beberapa kondisi disekitarku, dimana cukup miris sekali (secara pribadi) aku melihat dan merasakan bahwa asap rokok memang berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Situasi pertama; Lima tahun lalu, saudaraku ada yang masuk rumah sakit. Ternyata menurut diagnose dokter, saudaraku terkena gangguan pernafasan berat akibat kebiasaan merokok yang telah bertahun-tahun dilakukannya. Entah sampai bagaimana rasa sakit yang dirasakan saudaraku itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti saran dokter untuk berhenti merokok. Syukurlah. Setelah hari itu, dia benar-benar berhenti dan cukup sukses hari ini dia telah dapat berhenti total.

Situasi kedua; beberapa bulan yang lalu, kampus tercintaku baru kehilangan sosok yang cukup berpengaruh disana. Beliau Bapak dosen yang masih cukup muda, yang selama ini aku kenal gagah, sehat, dan selalu semangat dalam setiap kesempatan, tidak menyangka akan meninggalkan kita secara mendadak. 

Dari keterangan pihak keluarga, beliau sebelum meninggal, tidak menunjukkan tanda-tanda sakit apapun. Hingga aku agak curiga saja. Jangan-jangan ini semacam serangan jantung, yang ada hubunganya dengan kebiasaan beliau yang selama ini menjadi perokok aktif. Memang, dalam setiap kesempatan, yang aku lihat selama ini, beliau cukup rajin merokoknya. Sebagai seorang yang tidak bersahabat dengan asap rokok, aku sampai ngeri melihatnya.  

Situasi ketiga; tetangga dekatku beberapa bulan yang lalu juga meninggal. Dipastikan meninggalnya akibat penyakit saluran pernapasan akut yang telah lama diidapnya. Memang sebelum itu, beliau sudah bolak balik puskesmas dan rumah sakit, mendapat perawatan sakit infeksi paru-parunya. 

Hanya saja beliau belum bisa menghilangkan kebiasaan merokok itu dan dengan dibarengi tuntutan pekerjaan yang keras. Sampai akhirnya penyakit itu kumat tiba-tiba di akhir waktunya dan menyebabkan beliau tidak tertolong lagi. Percaya atau tidak, akibat merokok beliau itu, ternyata berdampak pada anaknya. Sejak bayi anak itu terkena penyakit gangguan pernapasan juga. Walau hanya penyakit asma, tapi tetap saja bila kumat, itu cukup mengkhawatirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun