Kasihmu sungguh dalam padaku
Dalamnya kepercayaan itu merengkuh jiwa
Aku tidak sehebat yang terus kamu pikirkan
Dari awalnya aku sudah seperti ini
Berkutat dalam semangat untuk saling melengkapi
Lembaran hati tertata menuju tulisan yang lengkap
Engkau memahatkan ketulusan hatimu nan murniÂ
Seperti kemilauan emas yang terus terbakar api
Wajah ayu dengan kemolekan cinta nan tulus
Membalut hati yang tulus menyapa hari
Senyum menawan memangsa hati yang sepi
Hingga kata utuh tersambung kembali
Warna hatimu selalu memutih
Membahana suaramu saat berkuasa
Mata indah menggenggam penuh keyakinan
Melahirkan kepercayaan  yang menetap
Engkau menerima semuanya dalam diam
Bukan simbol kepasrahan diri yang lemah
Engkau selalu menang dengan idealismemu
Tak adalah yang mampu menurunkan kecerdasan dirimu
Malam makin pekat menawan cerita itu
Bunyi lolongan anjing tak lagi menemani pekatku
Engkau pamit pergi tanpa pesan terdengar
Hanya diam dan sunyi yang terus merasuki tubuh yang menolak sepi
Kemana engkau terus bertanya padaku
Aku tidak memiliki secukup jawab melengkapi kerinduanmu
Biarlah masing-masing hati berhenti mengadu
Mungkinkah cerita malam ini adalah sisa kalbu
Yang menjaga pekatnya malam......Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI