Dalam pandangan Aristotle, terdapat perbedaan mendasar antara theoria (teori) dan praxeis (praktik) yang memengaruhi kepemimpinan. Kedua konsep ini mencerminkan dua cara berpikir dan bertindak, yang berperan penting dalam bagaimana seorang pemimpin seharusnya memimpin. Berikut perbandingan dan relevansi keduanya dalam konteks kepemimpinan menurut Aristotle:
1. Theoria (Teori):
Definisi:Â Theoria adalah aktivitas intelektual yang berkaitan dengan pemahaman dan kontemplasi murni tentang kebenaran. Ini melibatkan berpikir spekulatif atau kontemplatif tentang konsep-konsep universal dan prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam semesta.
Fokus: Theoria berfokus pada pengetahuan yang bersifat abstrak dan ideal, yang bertujuan untuk menemukan kebenaran tertinggi dan abadi. Dalam theoria, tujuan utamanya adalah pengetahuan itu sendiri, bukan tindakan yang mengikuti dari pengetahuan tersebut.
Kepemimpinan: Dalam konteks kepemimpinan, theoria mencerminkan kemampuan pemimpin untuk memahami prinsip-prinsip dasar etika, moralitas, dan kebaikan bersama. Pemimpin yang baik harus memiliki pengetahuan tentang kebenaran yang lebih tinggi, termasuk pemahaman tentang apa yang benar dan salah, adil atau tidak adil, serta tujuan tertinggi (eudaimonia) bagi masyarakat. Pemimpin yang terlibat dalam theoria dapat mengarahkan komunitasnya dengan visi dan wawasan jangka panjang.
2. Praxeis (Praktik):
Definisi:Â Praxeis adalah tindakan praktis yang didasarkan pada pengetahuan, tetapi berorientasi pada hasil yang konkret. Ini melibatkan keputusan sehari-hari dan tindakan nyata yang diambil dalam konteks kehidupan manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Fokus: Praxeis berfokus pada aplikasi pengetahuan untuk menghasilkan tindakan yang bermanfaat dalam kehidupan nyata. Tujuan dari praxeis adalah untuk mengarahkan tindakan seseorang demi mencapai kebaikan praktis atau moral, seperti keadilan, keberanian, atau moderasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kepemimpinan:Â Dalam kepemimpinan, praxeis mencerminkan kemampuan seorang pemimpin untuk menerapkan prinsip-prinsip moral dan etika dalam situasi nyata. Pemimpin yang efektif tidak hanya memiliki visi teoretis, tetapi juga mampu mengambil keputusan praktis yang mempengaruhi kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. Kebijaksanaan praktis (**phronesis**) menjadi penting dalam praxeis, karena memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai situasi yang sering kali kompleks dan ambigu.
Keterkaitan Theoria dan Praxeis dalam Kepemimpinan:
Keseimbangan antara Teori dan Praktik: Menurut Aristotle, pemimpin yang baik harus menyeimbangkan antara theoria dan praxeis. Meskipun pemahaman teoretis tentang kebajikan dan kebaikan tertinggi sangat penting, tindakan praktis juga diperlukan untuk mewujudkan kebaikan tersebut dalam kehidupan nyata. Pemimpin yang hanya berteori tanpa tindakan tidak akan efektif, sementara pemimpin yang bertindak tanpa dasar pemahaman yang baik bisa berbahaya atau tidak adil.