Kalau mengutip lagu-lagu khas anak muda, jatuh cinta itu sejuta rasanya. Membahas cinta selalu menarik. Buktinya, dari film sampai sinetron doyanannya emak-emak tidak akan terlepas dari namanya cinta. Eits, tenang dulu. Karena cinta itu maknanya luas. Bukan hanya perihal cewek cowok yang jatuh tendangan depan perpustakaaan, membuat buku berjatuhan, lantas sama-sama menunduk untuk mengambil buku tersebut, eh tangannya bersentuhan, kemudian pandang-pandangan, dan berakhir menjalin ikatan bernama pacaran. Ceileh, otak saya sinetron sekali rupanya.
Bukan hanya tentang cewek cowok, muda mudi, pria wanita, yang terjalin dalam hubungan asmara. Tapi cinta juga hadir dalam hubungan yang lain seperti antara orang tua dan anak, kakak dan adiknya, atau seseorang kepada sahabatnya.Â
Tapi tidak bisa dipungkri, bahwa cinta berupa asmara kaum pria wanita selalu menarik untuk dibahas. Bahkan kerap menjadi topik utama di berbagai kesempatan.Â
Seperti ketika berada di tongkrongan rasanya kurang memungkinkan dan kurang menarik jika membahas " eh Ibu itu sayang ya sama anaknya". tapi lebih menarik membahas "tau nggak Andi tuh diam-diam suka lho sama si Undu". Yah begitulah, asmara bisa menjadi obrolan dari tongkrongan sampai bangku sekolahan.
Perihal cinta tidak selalu menyenangkan dan membahagiakan, tapi juga rawan mengalami kepahitan. Kepahitan bisa terjadi kapan saja, baik cinta yang belum berlangsung dalam hubungan seperti cinta bertepuk sebelah tangan, sedang jatuh cinta pada seseorang tapi malah ketikung teman sendiri, atau sudah ada hubungan seperti pacaran tapu justru kandas di tengah jalan. Semua yang disebutkan tersebut memang sakit. Tapi jika menilik kata-kata orang bijak, semua akan ada hikmahnya.
Hubungan berupa pacaran dianggap menjadi hubungan yang lebih jelas dibanding sekadar gebetan, teman tapi mau, kakak adik zone, friend zone, dan zone-zone lainnya. Tapi tunggu dulu, berada dalam hubungan bernama pacaran belum tentu terhindar dari yang namanya patah hati.Â
Biasanya hal yang paling mendasar untuk menghasilkan patah hati di hubungan bernama pacaran adalah insiden bernama putus. Putus menjadi tanda bahwa hubungan sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Hubungan yang sebelumnya mesra, masing-masing harus berjalan sendiri-sendiri saja. Duh kandas memang menyesakkan.
Tentu insiden bertanda kandas suatu hubungan bernama putus ini tidak terjadi begitu saja. Ada sebab musababnya si putus ini datang. Entah ada pihak ketiga, rasa bosan, sudah tidak cinta, atau "kamu terlalu baik untuk aku". Terdengar aneh, tapi alasan ketiga ini kerap muncul sebagai alasan sekaligus kalimat pemutus hubungan bernama pacaran.Â
Cukup membuat geleng-geleng kepala memang, di dunia ini ada orang yang mengakhiri hubungan karena pasangan dinilai terlalu baik untuk dirinya. Bukankah setiap orang mengharapkan bersama dengan orang baik, apalagi pasangan?. Atau ada spesies manusia yang memang tidak ingin hidup dengan orang yang baik?.
Jika kamu adalah korban atau bahkan pelaku si pemutus hubungan dengan alasan aneh bin ajaib "kamu terlalu baik untuk aku", berikut beberapa hal yang dimungkinkan menjadi alasan sebenarnya namun ditutupi dengan kalimat absurd berupa "kamu terlalu baik buat aku".
BingungÂ
Hal yang mendasar dari penyebab dengan kalimat absurd "kamu terlalu baik untuk aku" adalah karena si pemutus hubungan memang bingung. Dia berada di posisi ingin segera mengakhiri hubungan namun tidak memiliki alasan logis yang bisa digunakan. Hal ini biasanya terjadi pada hubungan yang terlihat adem ayem saja, sehingga tidak ada gejolak yang bisa dijadikan alasan.Â
Jika kondisi ini terjadi, dapat diasumsikan komunikasi kalian tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang ditutupi oleh pasangan. Bisa saja sang pemutus hubungan merasa bahwa hubungan kalian jalan di tempat, membosankan, atau alasan lain yang tidak bisa disampaikan.
Menghindari kesan buruk di akhir hubunganÂ
Putus berarti akan ada perubahan hubungan, yang sebelumnya merupakan sepasang kekasih mungkin akan berubah menjadi teman, sekadar kenalan, orang asing yang tidak lagi saling menyapa, atau justru musuh karena saking bencinya.Â
Hubungan setelah putus ini sangat dipengaruhi oleh alasan putus itu sendiri. Jika putus karena salah satu berselingkuh misalnya, maka sudah pasti hubungan yang tercipta pasca putus merupakan hubungan yang buruk. Untuk menghindari hubungan yang buruk di waktu berikutnya, alasan putus menjadi momentum penting.Â
Sehingga sang pemutus hubungan sebisa mungkin mencari celah alasan yang baik, tidak menyakiti sang pasangan, atau setidaknya tidak menempatkan dirinya pada posisi orang yang bersalah.Â
Saking sulitnya mencari alasan masuk akan, akhirnya hubungan diputuskan dengan dalih "kamu terlalu baik buat aku". Duh, padahal alasan ini dimana letak masuk akalnya coba?.
Ada udang dibalik bakwan, eh batuÂ
Selain dua hal sebelumnya, penjelasan berikutnya mengenai kalimat putus "kamu terlalu baik buat aku" diasumsikan bahwa ada alasan sebenarnya yang terjadi, namun si pemutus hubungan berupaya menutupinya.Â
Jika pasanganmu adalah tipe playing victim, maka sangat dimungkinkan terdapat alasan besar yang sebenarnya. Misalnya saja adanya orang ketiga, sehingga untuk menutupi alasan sebenarnya sang pasangan berupaya sebaik mungkin dalam memberikan alasan untuk putus. Padahal ini bisa menjadi boomerang lho, kerena tidak jujur kepada pasangan sekalipun diambang perpisahan.
Supaya kamu senang dan merasa tersanjung karena dianggap sebagai orang baikÂ
Jika pasangan sang pemutus hubungan menggunakan alasan bahwa kamu membosankan, kamu tidak asyik lagi, atau yang menyakitkan seperti sang pasangan mengaku sudah tidak cinta kamu lagi, maka bisa dipastikan akan membuat kamu insecure, marah, sedih, dan dampak negatif lainnya.Â
Selain itu sang pemutus hubungan juga rentan dikukung rasa bersalah. Sehingga alasan berkedok "kamu terlalu baik untuk aku" menjadi tameng. Setidaknya alasan ini berisi pujian bahwa kamu terlalu baik untuk dia yang playing victim sebagai pihak yang merasa kurang baik atau bahkan buruk.
Namun hal-hal di atas belum tentu benar. Lantas bagaimana yang sudah pasti benar?. Tentu saja hanya sang pelaku pemutus hubungan dengan kalimat "kamu terlalu baik untuk aku" dan Tuhan yang tahu pasti alasan sebenarnya.Â
Tapi penggunaan alasan super absurd ini bisa diminimalkan jika hubungan kalian merupakan hubungan yang "sehat". Artinya hubungan sepasang kekasih yang berupaya selalu melangsungkan komunikasi dua arah, saling jujur dengan keadaan masing-masing, termasuk jujur untuk mengungkapkan yang sebenarnya jika hubungan memang tidak bisa dipertahankan lagi.
Putus bukan berarti duniamu runtuh seketika kok. Kamu hanya perlu beristirahat dengan hati dan pikiranmu. Jika sudah siap kamu bisa mengarungi dunia "cinta" kembali. Salam cinta (haha)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H