"Ini kata Abdul kamu sama Pratamakan Dul menusuk bujalnya dengan korek kuping di kantin!" kata neneknya Abdul.
"Iya nek." Kata Abdul.
Pratama adalah sahabatku di SMP untungnya ia tidak sekolah waktu itu kalau sekolah mungkin akan dipanggil dan bernasib sama denganku yang dituduh.
"Coba panggil juga Pratamanya!" Kata nenekya.
"Dia sedang sakit tidak sekolah bu." Kataku.
Aku disana tidak tahu apa apa tiba-tiba saja dituduh melakukan hal sebodoh itu. Aku pun menangis karena terus-terusan dituduh dan dimarahi sambil diancam akan dilaporkan ke polisi.
"Awas saja ya kalau kamu ga ngaku nanti bakal dilaporin polisi!" ujar ibunya.
"Aku tidak tahu apa-apa bu malah dituduh." Jawab aku sambil menangis.
"Ini jangan dulu dibawa ke ranah hukum ya kita ga tahu apa-apa, tidak ada bukti juga." Jawab salah satu guruku.
"Ini ada buktinya darah." Kata neneknya
Neneknya menunjukkan darah yang diserap oleh tisu.