Mohon tunggu...
nicoganteng
nicoganteng Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Suarakan di Indonesia Tidak Ada Teroris, Menunjukan Dirinya Masuk Kelompok Radikal dan Mendukung Teroris

4 Juni 2018   18:17 Diperbarui: 4 Juni 2018   18:40 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

13 Mei 2018:

- Bom meledak di lantai lima blok B nomor 2 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, 3 tewas, 3 luka.

 - Ledakan di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya, pelaku   merupakan seorang pria dan wanita boncengan

- Ledakan terjadi di  depan Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Utara No.1, Baratajaya, Gubeng

- Ledakan terjadi di  depan Gereja GKI Diponegoro Surabaya,

- Ledakan terjadi di  depan Gereja GPPS Sawahan di Jalan Arjuno.

Sebagian besar korban jiwa dan luka adalah orang tak berdosa di luar pelaku. Pasca aksi terorisme yang banyak membunuh dan melukai masyarakat tersebut, beramai-ramai tokoh menyampaikan kutukan terhadap aksi terorisme. Tapi, apakah cukup dengan simbolis pernyataan? dan apalah arti hanya dengan kata mengutuk tanpa upaya dan tindakan (real action).

Melakukan evaluasi terhadap kendala dalam mengatasi aksi terorisme selama ini  dan mensahkan UU Anti Terorisme merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi rakyat. Pemerintah ingin mengoptimalkan seluruh kekuatan nasional. TNI sebagai instrumen sebagai kekuatan inti bersama elemen lainnya dikerahkan membasmi terorisme dan sel-sel yang telah menjalar di masyarakat.

Sel-sel tersebut bisa sebagai tokoh masyarakat, politik ataupun anggota masyarakat biasa yang merasa normal tapi sesungguhnya telah terkontaminasi faham /ideologi radikal (agama). Dr. K.H.Sahid Aqil Siraj (2006) mengatakan Islam radikal adalah orang yang berfikirankaku dan sempit dalam memahami Islam, serta bersikap exlusif terhadap agama lain. Kelompok inilah suatu saat berpotensi sebagai pelaku maupun otak aksi terorisme di masa yanga akan datang

Bagaimana mengenali individu faham Radikal?

Orang yang terkontaminasi Radikalisme memposisikan dirinya masyarakat normal (baik) tapi sesungguhnya melihat jelas dia sosok yang ganjil (aneh). Oleh Prof Daermith (Jerman) menganalogikan seorang penghuni rumah sakit jiwa tidak pernah mengakui dia aneh, tapi orang yang berkunjung semua tahu bahwa dia orang gila. Demikian hal dengan seorang anggota ideologi radikal ditengah komunitas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun