Mohon tunggu...
Nico Andrianto
Nico Andrianto Mohon Tunggu... -

Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#Puzzle 14: Tahafutul Falsafah al Libraliyah(51)

6 Januari 2016   13:12 Diperbarui: 6 Januari 2016   14:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dadang Suhendar, Minggu, 11:58; Kalau saya renungkan, kehidupan manusia itu persis pertunjukan film kartun di TV ABC-2 Australia. Masing-masing pengisi suara memberikan sumbangan terbaiknya. Mereka mengesampingkan perasaan malu pada awalnya, kemudian berubah menjadi semacam kebutuhan batin. Mereka rubah suara menjadi lucu, melengking, atau tertawa terbahak-bahak untuk menghibur penonton-penonton kecil, anak-anak dibawah tiga tahun yang polos. (Sedang menemani anak menonton teve)

(dalam waktu 16 jam, 39 orang memberikan tanda like atas status Dadang Suhendar itu)

Sadrach Hadikuncoro, Kamis, 02:37; Manusia hanyalah materi, sekumpulan partikel dalam siklus nitrogen yang akan hancur dalam batas kematian. Konsep kehidupan setelah kematian itu sangat membingungkan, sebagaimana konsep surga dan neraka sebagai balasan atas kelakuan manusia di dunia.

(dua orang memberikan tanda like pada status Sadrach itu dalam waktu tiga setengah jam sejak diposting, sementara 56 pendapat tak setuju dan mengecam membanjiri fasilitas komentar yang ada di bawah status itu)

RanggaLawe, Jumat, 11:23; Beberapa konsep budaya tidak membatasi konsepnya hanya di alam kehidupan, namun menerobos ke alam setelah kematian. Beberapa tokoh besar menyiapkan makamnya sebelum ia benar-benar meninggal dunia. Gagasan itu bisa dianggap sangat “maju”, namun bisa pula sebaliknya, dianggap sangat “manja”. Bagaimanapun gagasan itu sesuatu yang menarik, ditengah dominasi peradaban yang materialistik dan berorientasi dunia sentris.

(dalam waktu kurang dari dua jam, 57 orang memberikan tanda like atas status Lawe tersebut)

#

Tuhan memberikan penjelasan rinci tentang perkembangan embrio manusia dalam rahim seorang ibu dalam Al Quran surat al-Mu'minun ayat 12-14:

''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."

Manusia lahir dari setitik cairan hina (air mani) yang menyembur dan setelah melewati perjuangan hebat dalam sebuah persaingan yang ketat, sperma itu kemudian bersemayam di tempat yang kokoh (rahim ibu kita) dalam ovum. Penciptaan manusia adalah sebuah keajaiban yang tak kalah rumitnya dengan penciptaan langit, seperti ungkapan Sang Pencipta:

Kalianlah yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit yang Allah bangun? Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya. (QS 79: 27-28).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun