Pada berita yang terdapat di CNN, menurut hasil laporan PBB tentang perubahan cuaca dan pemanasan global 2019 menjadi tahun yang paling panas dalam periode 5 tahun dari tahun 2015-2019.Â
Rata rata suhu nya menjadi yang terpanas dibanding tahun tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan pergeseran bulan basah dan bulan kering di seluruh daerah Indonesia. Hal ini tentu saja berpengaruh pada lingkaran tahun yang akan dihasilkan oleh pohon pohon yang berada di Indonesia.Â
Oleh karena itu perhitungan lingkaran tahun akan bergeser pula dan besar kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam menghitung lingkaran tahun tersebut. Ini menjadi alasan pertama mengapa perhitungan lingkaran tahun di era modern ini sudah mulai kehilangan relevansinya bagi kita para pengamat tumbuhan.
Selain daripada itu kita mulai mengamati bahwa sekarang banyak tanaman yang tidak mendapat unsur hara atau nutrisi yang tercukupi. Hal ini berakibat pada pertumbuhan tanaman yang tidak stabil adanya dan dapat berpengaruh pada lingkaran tahun, karena tanaman akan cenderung mengurangi aktifitas pembelahan akibat dari kurangnya nutrisi yang didapatkan dan hal tersebut berarti bahwa kita akan melihat lebih banyak lingkaran daripada yang seharusnya. Oleh karena itu, menghitung dengan menggunakan lingkaran tahun sudah mulai hilang relevansi nya.
Yang terakhir, pada era modern ini dunia sedang dihadapkan masalah yang sangat besar yaitu masalah pemanasan global atau bahasa kerennya adalah Global Warming hal ini disebabkan oleh meningkatnya efek rumah kaca yang berakibat pada lapisan ozon yang menipis dan mulai bolong bolong. Hal ini mengakibatkan radiasi atau sinar Ultraviolet dari matahari dapat masuk dengan mudah dan dalam jumlah yang lebih besar.Â
Radiasi yang kita ketahui dapat merubah susunan genetik sebuah makhluk hidup. Hal tersebut dapat merusak gen dan merubah sifat sifat sel atau kebiasaan sel tersebut. Salah satu yang bisa terjadi di tanaman adalah fotodestruktif, kondisi ini terjadi dimana saking banyaknya radiasi mengakibatkan daun untuk menjadi rusak akibat sel sel didalamnya pecah. Hal ini berpengaruh pula pada pertumbuhan tanaman dan yang disoroti disini adalah pertumbuhan sekunder. Belum lagi bila tanaman tersebut terkena asap-asap yang mengandung zat zat beracun yang dapat mempengaruhi pula kondisi pohon tersebut.
Sekian blog yang saya tuliskan hari ini, pendapat saya bisa saja salah, disini saya sifatnya hanya ingin mengutarakan opini dan tidak ingin menyudutkan satu atau beberapa pihak. Saya mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan atau cara penyampaian pendapat. Sampai berjumpa lagi di blog yang ke-3!
Daftar Pustaka
- Andi D. Y dan Musrizal. M.2009.Buku Ajar Pertumbuhan Pohon dan Kualitas Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
- Anonim.2018.6 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Tanaman. https://materiipa.com/pengaruh-radiasi-matahari-terhadap-tanaman
- Anonim.2013. Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder pada Tumbuhan. http://ridwantask.blogspot.com/2013/04/pertumbuhan-primer-dan-perumbuhan.html?m=1
- Aris Kurniawan.2019. Pengertian Pertumbuhan Primer dan Sekunder Pada Tumbuhan Beserta Contohnya. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pertumbuhan-primer-dan-sekunder/
- CNN.2019.Laporan Perubahan Iklim PBB: 2019 Jadi Tahun Terpanas. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190923121304-199-432939/laporan-perubahan-iklim-pbb-2019-jadi-tahun-terpanas
- Dewi ratna.2016.Cara Mudah Menentukan Usia Tumbuhan Berkayu. https://www.google.com/amp/s/m.merdeka.com/amp/pendidikan/cara-mudah-menentukan-usia-tumbuhan-berkayu.html
- Fitter A. H dan Hay R.1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
- Goldsworthy P. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika. Yogyakarta: Gajah Mada Unviersity Press.
- Thojib, A.1998.Fisiologi Pohon Terapan.Kerjasama Fakultas Kehutanan Gajah Mada dengan Proyek Pendidikan dan Latihan dalam Rangka Peng-Indonesi-an Tenaga Kerja Pegusahaan Hutan. Yogyakarta.
- Zobel, B.1984. The Changing Quality of the Wood Supply. Wood Science Technology. Springer-Verlag18. Pp 1-17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H