“yaaa… tapi penulis bijak tidak akan memaksakan karakternya untuk mengucapkan kata-kata cinta pada orang yang tidak ingin dicintai karakter tersebut… meski itu hanya didalam novel mu sekalipun” jawab nash sedikit merajuk. “apakah tuan tidak mengerti.. memaksakan cinta pada seseorang yang tidak ingin dicintai itu membuat tidak nyaman….”
"Hahaha biarkan saja dulu novel itu, lebih penting rasa mu dulu nash.." tuan penulis menyandarkan punggung nya pada kursi tempat ia duduk, tangan nya dilipat didepan dada dan sorot matanya serius menatap nash.
Lalu bagaimana sahabatmu itu? Apakah dia ingin kamu mencintainya sebagai kekasih?" lanjut tuan penulis
entah mengapa Nash merasa geli dengan pertanyaan itu… kepalanya digeleng-gelengkan, bola matanya membesar memancarkan keceriaan, hidungnya mengembang, bibirnya tersenyum lebar, dengan sedikit tertawa ia berkata
“hahaha…. entahlah..”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H