Mohon tunggu...
Nia Uzlifatun N
Nia Uzlifatun N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PGSD FTIK

Mahasiswa PGSD FTIK

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Layanan BK di Sekolah Dasar yang Berorientasi pada Karakteristik serta Kebutuhan Peserta Didik

2 Desember 2020   21:22 Diperbarui: 2 Desember 2020   21:34 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Erikson menyatakan bahwa annak dengan rentang usia 6-12 tahun masuk kedalam tahap industry versus inferiority (berkarya versus perasaan rendah diri). Erikson memberikan penekanakan terhadap perkembang psikososial anak usia SD pada proses sadar yang dialami anak ketika berinteraksi sosial. Hubungan anak dengan orang dewasa selain keluarganya memberikan pengaruh penting terhadap pengembangan kepercayaan diri dan kerentanan pengaruh sosial (Bastable, 2002: 110).

Perkembangan Moral Anak Usia SD

Kohlberg membagi moralitas atas 3 tingkatan, yang mana setiap tingkatan mempunyai tahapan. Pertana, tingkat prakonvensi yang terdiri atas tahap orientasi hukum dan orientasi relativis instrumen. 

Kedua, tahap konvensi yang terdiri atas tahap orientasi anak baik dan orientasi hukuman dan keteraturan. Ketiga, tingkat pascakonvensi yang terdiri atas tahap orientasi kontrak sosial dan orientasi prinsip etika universal. Untuk anak usia SD berada pada tingkat konvesi, dimana moralitas dinilai berdasarkan interaksi anak dengan teman sebayanya. Pada tingkat ini, anak juga sudah mampu mempertimbangkan perasaan orang lain ketika mengambil keputusan moral.

Selain karakteristik diatas, terdapat karakteristik umum atau kebutuhan yang dimiliki secara keseluruhan  peserta didik di Sekolah Dasar, meliputi anak masih senang bermain, senang bergerak aktif, anak senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung (Halim Purnomo & Syuacb Kurdie, 2016: 95-96).

PENUTUP

Layanan bimbingan konseling merupakan layanan pemberian bantuan yang bersifat rahasia oleh konselor kepada konseli (peserta didik) untuk membantu peserta didik tersebut mengatasi masalah yang dihadapinya supaya mereka dapat berkembang secara optimal. Kehadiran bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bentuk layanan pendampingan pesrta didik dalam upaya mengarahkan dan mengawal mereka menuju perubahan yang postif serta memperkuat fungsi-fungsi pendidikan.

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sangat penting dalam pendidikan, termasuk pada jenjang sekolah dasar karena mengingat banyaknya kasus kenakalan dan kriminalitas yang dilakukan oleh anak sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan yang dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam akademis, pribadi maupun hubungan sosial. 

Pada saat ini, pelayanan bimbingan dan koseling pada jenjang sekolah dasar memang tidak diberikan oleh guru pembimbing secara khusus seperti pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Sebagai pelaksana dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar, guru kelas bertanggung jawab penuh dalam membantu peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dan membantu upaya penyelesaian dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. 

Guru SD harus melaksanakan semua layanan bimbingan konseling agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin. Ada beberapa bentuk layanan BK di sekolah dasar, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan responsive, dan layanan perencanaan individual. Untuk pelaksanaan dari layanan bimbingan konseling tersebut, guru dapat menggunakan beberapa bentuk pendekatan, yaitu pendekatan krisis, remidial, preventif, dan pembangunan.

Selain memahami model-model pendekatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, guru terlebih dahulu perlu mengetahui serta memahami karakteristik peserta didiknya. Setiap peserta didik pastinya mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda anata satu  dengan yang lainnya. Perkembangan tersebut dapat kita lihat dari segi aspek perkembangan kognitif, fisik motoriknya,  psikososial, dan moral. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun