Mohon tunggu...
Ni KetutSuryani
Ni KetutSuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika di SMP Negeri 1 Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua

Hobi membaca buku-buku terkait pengembangan pribadi dan menulis. Mengikuti perkembangan politik di negara tercinta juga menjadi sesuatu yang menarik bagi saya. Saat ini aktif sebagai guru matematika di SMP Negeri Sabu Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Mengatasi Miskonsepsi Pembelajaran Matematika Siswa

28 Februari 2024   06:51 Diperbarui: 28 Februari 2024   06:56 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Penerapan Model Pembelajaran Based Learning (PBL) untuk mengatasi masalah miskonsepsi pada pembelajaran matematika materi perbandingan senilai dan berbalik nilai siswa SMP Negeri 1 Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur
  •  
  • Pendahuluan
  • Menurut Moh. Amien (Salirawati, 2011) miskonsepsi bisa berasal dari buku teks, guru ataupun metode mengajar. Akibat dari miskonsepsi membuat siswa mengganggap sulit dalam belajar, melemahkan semangat siswa, bahkan membuat siswa merasa cukup lama untuk memahami (dalam Mulyani, Santosa, dan Pamungkas. 2020). Faktor-faktor penyebab terjadinya miskonsepsi dalam menyelesaikan soal essay pada materi aritmatika sosial yang ditinjau dari kecerdasan logis matematis sebagai berikut: Siswa tidak memahami materi yang diberikan guru, sehingga siswa mengalami miskonsepsi.  Siswa tidak cermat dan teliti dalam membaca perintah soal sehingga informasi yang didapat dalam soal tidak lengkap atau salah. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dituliskan dalam perintah soal tidak jelas atau menggunakan bahasa yang kurang komunikatif, Siswa mencontek pekerjaan temannya dimana teman yang diconteknya mengalami miskonsepsi (Santoso, Susanto dan Meifiani. 2020)

Sehingga dapat disimpulkan latar belakang masalah dari dilaksanakannya praktik baik ini adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran inovatif yang dapat mengatasi masalah miskonsepsi yang dialami sebagian siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.

Adanya miskonsepsi yang dialami sebagian siswa baik yang berasal dari buke teks, guru, metode mengajar serta faktor dari dalam siswa diharapkan dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)

Praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan  karena :

Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi  guru untuk mendesain pembelajaran kreatif dan inovatif yang dapat mengatasi  miskonsepsi pada pelajaran matematika.

          Peran dan tanggungjawab guru dalam praktik baik   ini adalah :

menerapkan model pembelajaran yang inovatif   agar menambah motivasi dan hasil belajar siswa

memfasilitasi dan memastikan bahwa siswa dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik

membagikan praktik baik tersebut kepada guru-guru dan teman sejawat agar dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan  memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran  agar guru dan teman sejawat memiliki persepsi yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat.(situasi)

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan  refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah serta kajian literatur maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :

siswa belum terbiasa menggunakan metode diskusi untuk memecahkan masalah, Sehingga saya mengajak siswa untuk membiasakan diri berdiskusi dalam kelompok untuk dapat memecahkan masalah yang akan dianalisis

siswa mengalami kesulitan menerapkan TPACK dalam menyajikan/ mempresentasikan hasil kerja

Guru belum terbiasa menggunakan  model pembelajaran yang inovatif seperti PBL dan PjBL

Media pembelajaran berbasis teknolgi untuk digunakan siswa sangat minim termasuk internet yang jangkauannya masih sangat rendah. Beberapa tantangan tersebut melibatkan siswa, guru dan juga kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di SMP Negeri 1 Sabu Barat.

  • Pembahasan

Pelaksanaan praktik baik dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran problem based learnig (PBL) sebagai upaya mengatasi masalah miskonsepsi yang dialami. Adapun langkah-langkah kegiatan selama proses kegiatan praktik baik dilakukan menggunakan lima tahapan sebagai berikut:

Langkah 1: Orientasi Masalah

  • Guru menampilkan video pembelajaran kontekstual berkaitan dengan konsep perbandingan senilai dan berbalik nilai
  • Siswa mengamati dan mencatat setiap hal penting dari video pembelajaran yang ditayangkan (Critical Thinking, Communication, Bernalar Kritis, Mandiri)
  • Guru memberikan pertanyaan pemantik/ pernyataan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir tentang masalah yang ditampilkan lewat video pembelajaran (Communication, Bernalar Kritis, Mandiri)
  • Guru menjelaskan inti materi pembelajaran

Langkah II: Mengorganisasi siswa untuk belajar

  • Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
  • Guru membagikan LKPD
  • Guru memberi arahan/ petunjuk dalam  pengerjaaan LKPD
  • Siswa diberikan kesempatan menanyakan hal-hal yang belum dipahami sebelum mulai mengerjakan LKPD

Langkah III: Membimbing penyelidikan

  • Siswa berdiskusi / kolaborasi dalam mengerjakan LKPD menggunakan berbagai sumber belajar (buku teks, maupun internet), saling saling bertukar informasi terkait perbandingan senilai (Collaboration, Communication, Bergotong Royong)
  • Guru berkeliling di setiap kelompok belajar, untuk membimbing dan membantu kesulitan siswa (Communication)
  • Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami (Communication)
  • Guru mengamati dan menilai sikap siswa selama proses tersebut melalui lembar penilaian sikap

Langkah IV: Mengembangkan dan menyajikan hasil

  • Siswa membuat laporan hasil pekerjaan dan diskusi pada LKPD yang disediakan secara mandiri (Collaboration, Communication, kreatif)
  • Siswa menyiapkan bahan untuk presentasi hasil dalam bentuk power point atau bahan lain (Collaboration, Communication, kreatif)
  • Secara bergiliran kelompok siswa presentasi/ menyajikan hasil kerjanya (Collaboration, Communication, kreatif
     Kelompok lain menanggapi dan saling memberi masukan dan apresiasi (guru dapat memberikan pertanyaan untuk secara lisan untuk mengukur pemahaman siswa), (Collaboration, Communication, kreatif, bernalar kritis)

Langkah V: Menganalisis dan mengevaluasi hasil

(1). Guru memberikan penguatan tentang materi pembelajaran

(2). Guru memberikan soal evaluasi secara individu

(3). Guru mengevaluasi keseluruhan hasil presentasi kelompok

Pada pelaksanaan praktik baik ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru, siswa dan rekan sejawat sebagai observer serta kepala sekolah selaku pemberi izin terlaksananya praktik baik ini. Menggunakan sumber daya dari guru, siswa dan sekolah berupa sarana prasarana seperti sumber daya listrik, LCD proyektor, laptop serta bebera handphone milik pribadi siswa dan guru. Dengan membiasakan penerapan model pembelajaran inovatif menyebabkan kondisi belajar yang terbiasa dan mahir sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Pada rapat rencana angaran dapat diusulkan untuk peningkatan internet dan sarana pendukung seperti laptop untuk siswa secara merata dalam penerapan pembelajaran berbasis TPACK. Dampak dari aksi/ langkah-langkah yang telah dilakukan dengan menggunakan model  Problem Based Learning dengan media kuis interaktif dan diskusi kelompok  terlihat dari kondisi belajar lebih kondusif dan bersemangat, serta peningkatan antusias siswa mengikuti pembelajaran. Menjadikan pembelajaran matematika lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Terlihat pada diagram lembar intrumen survei dan refleksi yang diisi  siswa (https://drive.google.com/file/d/10ExYkn1DyTFQ64H6hWkp47p3cJzDf4ZI/view?usp=sharing ) pada pelaksanaan pembelajaran 90 % merasa senang, tertarik dan memahami materi yang diajarkan

  • Daftar Pustaka

     Latifah, Wakhyudin, dan Cahyadi. 2020. Miskonsepsi Penyelesaian Soal Cerita Matematika Materi FPB da KPK Sekolah Dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 03 (2), 188.

Setyo, A. A., Fathurahman, M., Anwar, Z., & PdI, S. (2020). Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (Vol. 1). Yayasan Barcode.

Nurrita.2018.Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Jurnal Ilmu-Ilmu Alquran:Misykat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun