Alhamdulillah. Fase demi fase, hari demi hari saya lalui dengan menjaga kesadaran dan rasa syukur atas semua nikmat yang telah diberikan kepada saya. Masa-masa kritis sudah berhasil saya lewati, yang saya ketahui dari pemberitahuan dokter.
Donor plasma darah AB+ tidak ditakdirkan untuk saya dapatkan. Isteri dan anak saya telah berusaha berburu ke beberapa kota. Dari tujuh calon pendonor yang bergolongan darah AB+, ternyata tidak ada yang memenuhi syarat. Alhamdulillah, saya disembuhkan oleh Allah tanpa transplantasi plasma tersebut.
Cukup lama saya dirawat di rumah sakit, dua puluh tiga hari. Keluarga tidak boleh mendampingi. Isteri dan anak-anak selalu memberi semangat melalui komunikasi telepon selular. Motivasi penuh cinta dari mereka sangat membantu memberi semangat yang kuat untuk senantiasa bersyukur dan pasrah kepada Allah Swt.
Semua upaya medis yang dilakukan oleh para dokter dan nakes lainnya, telah dilakukan sesuai SOP dengan penuh ikhlas. Keramahan mereka juga sangat membantu memberi semangat untuk sembuh. Dukungan moril dan materiil, doa, dan motivasi dari saudara dan teman-teman di luar (yang dilakukan melalui chat WA) juga sangat membantu meningkatkan semangat untuk sembuh.
Alhamdulillah, pada tanggal 1 Agustus 2021, saya diperkenankan pulang untuk menjalani pemulihan di rumah. Keluarga menyambut dengan sukacita. Saudara dan teman-teman pun juga demikian.
Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah. Semua ketetapan yang terjadi pada makhluk-Nya adalah sepenuhnya ada di tangan-Nya. Maka, hanya kepada-Nya kita harus memasrahkan diri.
Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Malang, 15 Agustus 2021
Al Faqir,
Ngudi Tjahjono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H