Pu Sindok, Jayamrta, Jayastambha, dan Anjukladang
Pu Sindok adalah raja Mataram Medang periode Jawa Timur yang bertahta pertama kali di Tawmlang (Tembelang), Kabupaten Jombang (Prasasti Turryan 929M). Kemudian istana kerajaan dipindahkan ke Watugaluh, Â Kabupaten Jombang (Prasasti Anjukladang 937 M).
Selama bertahta sebagai raja, Pu Sindok banyak menganugerahkan tanah perdikan kepada daerah kekuasaannya, termasuk Kakatikan Anjukladang. Kepada rakyat Kakatikan Anjukladang, selain memberi anugerah tanah sima, Pu Sindok  juga memerintahkan untuk membangun prasada kabaktyan  Jayamrta dan meng-gurit batu prasasti sebagai bukti kemenangan atau kejayaan. Batu gurit kemudian dikenal sebagai Prasasti Anjukladang atau Jayastambha. Tujuan penganugerahan tanah sima Anjukladang, sebagai balas jasa atas perjuangan rakyat kakatikan  yang dipimpin oleh Sang Pamegat (Samgat) Pu Anjukladang  dalam mengusir musuh kerajaan dari Swarnadwipa (Melayu).Â
Proses penetapan Sima Anjukladang ditandai dengan upacara disebut Manusuk Sima Anjukladang dan pesta sangat meriah pada bulan Caitra tanggal 12 paruh gelap tahun 859 Caka atau tanggal 10 April 937 Masehi. Pada prosesi Manusuk Sima ini, Pu Sindok hadir sebagai utusan Dewa dengan membacakan sapatha atau kutukan yang sangat mengerikan, yang ditujukan kepada siapa saja yang berusaha mengganggu tanah sawah Kakatikan Anjukladang . Tujuannya, agar rakyat Anjukladang selamat untuk selama-lamanya.
Berdasarkan kajian filosofis slogan Nganjuk Jayamrta di atas menggambarkan kontestasi politik dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) saat ini. Untuk meraih kemenangan, seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi yang tepat sasaran agar dapat hidup dan menghidupi rakyatnya lebih sejahtera. Dapat melindungi dan selalu waspada terhadap segala bentuk ancaman dan gangguan keamanan agar rakyatnya dapat hidup tenang.Â
Sadar, untuk mencapai kemenangan tidaklah mudah. Sang pemimpin harus melewati berbagai rintangan dari para asura, baik yang muncul secara terang-terangan maupun yang berlagak baik. Untuk itu segala bentuk rintangan dari para asura yang berwatak raksasa harus sirna oleh senjata cakra, demi Nganjuk Jayamrta. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H