Mohon tunggu...
Pak Suka
Pak Suka Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Berkebun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pakem Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk 1880-2024

24 Mei 2024   19:24 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:09 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peraga Bukak Lawang atau Slup-slupan
Peraga Bukak Lawang atau Slup-slupan

Sebaimana tertulis pada dokumen salinan surat laporan Residen Kediri Meyer kepada Gubernur Jenderal pada tanggal 8 Juni 1880, dengan nomor surat 3024a/4205, yang menyatakan bahwa proses pemindahan pejabat dan ibukota ini dilaksanakan sesuai adat Jawa yang berlaku, demi keselamatan semuanya. Untuk itu pada prosesi Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk ini tetap mempertahankan adat Jawa tentang tradisi boyong sebagai warisan budaya yang ditandai dengan prosesi bukak lawang (kula nuwun, Bahasa Jawa). Tokoh bukak lawang sebanyak 9 orang dengan membawa ubarampe sendiri-sendiri yang dibawa dari kediaman lama (Kabupaten Berbek) ke kediaman baru (Kabupaten Nganjuk).

Replika Pendapa Berbek

Replika Pendapa Kabupaten Berbek yang turut diarak pada Prosesi Boyong Natapraja
Replika Pendapa Kabupaten Berbek yang turut diarak pada Prosesi Boyong Natapraja

Mengacu kepada sumber dokumen berupa foto peringatan Boyong Berbek ke Kota Nganjuk yang ke 50 tahun, pada 6 Juni 1930, dengan jelas diperagakan adanya kirap replika bangunan pendapa. Replika pendapa yang dimaksud adalah pendapa Kabupaten Berbek yang diarak dengan cara di-pikul, kemudian diikuti oleh perserta kirap yang lain. Hanya saja, untuk sajian budaya kali ini, replika pendapa tidak diarak dengan jalan kaki, melainkan dengan cara diangkut dengan mobil hias dari Kecamatan Berbek ke Pendapa Kabupaten Nganjuk.

Replika Perlengkapan Natapraja

Selain mengusung replika pendapa Kabupaten Berbek, pada dokumen foto juga terlihat peralatan kantor yang juga diangkut dengan cara di-pikul. Perlengkapan yang diusung berupa telpon kuna, mesin ketik kuna, buku-buku, perabot, gamelan, bedug, dan pohon beringin. Seperti halnya replika pendapa, replika perlengkapan natapraja tersebut diusung dengan mobil hias.

Bregada Umbul Warna

Bregada Umbul Warna
Bregada Umbul Warna

Bregada Umbul Warna adalah pasukan pembawa umbul-umbul. Ada 4 pasukan dengan membawa umbul-umbul yang berbeda warna, yaitu umbul-umbul warna merah, putih, kuning dan hitam. Masing-masing bregada berjumlah 36 orang, sehingga total 144 orang. Angka ini menggambarkan jumlah hari peringatan boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk yang ke 144 pada 6 Juni 2024. Empat warna berbeda tersebut memiliki makna 4 nafsu manusia. Yaitu warna merah berarti amarah (sifat emosional), hitam berarti aluamah (sifat biologis) , warna kuning berarti sufiyah (duniawi), dan warna putih berarti mutmainah (spiritual).

Bregada Ungel-Ungelan Keraton Surakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun