Grup drumband yang berada pada posisi paling awal prosesi Boyong Natapraja ini dimainkan oleh grup drumband Satpol PP Nganjuk. Brigade drumband ini bertujuan untuk mengundang perhatian masyarakat agar berkumpul turut menyaksikan arak-arakan Boyong Natapraja. Di depan grup drumband terdapat seorang pembawa pataka.
Pembawa Bendera Merah Putih
Bendera merah putih turut mewarnai kemeriahan prosesi Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk. Jumlah pembawa bendera merah putih sebanyak 11 orang dengan formasi seorang di tengah, dan di belakangnya sebanyak 10 orang berjalan beriringan (kanan -- kiri).
Bendera merah putih pada prosesi Boyong Natapraja Berbek ini mengandung makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Warna merah melambangkan keberanian dan semangat perjuangan, sedangkan warna putih melambangkan kesucian dan kejujuran. Kedua warna gula klapa ini juga merefleksikan jati diri bangsa Indonesia yang berani berjuang untuk kemerdekaan dan kedaulatan, serta hati bersih dan tulus dalam menjalin persatuan dan kesatuan.
Cucuk Lampah
Dalam bahasa Jawa, "cucuk" berarti pemimpin pasukan, sementara "lampah" berarti berjalan. Oleh karena itu, Cucuk lampah adalah pemimpin dari pasukan yang berjalan di barisan terdepan. Biasa diperankan oleh seorang yang berpenampilan gagah dan berani.
Spanduk Tema Acara
Tema prosesi Boyong Natapraja Berberk ke Ngasnjuk ini adalah "Boyong Natapraja Bersinergi Membangun Negeri."
Pataka Kabupaten Nganjuk
Pataka Kabupaten Nganjuk ini menggambarkan bahwa Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk merupakan bagian sejarah peradaban yang beberapa kali mengalami pergantian sistem pemerintahan dan bupati. Dimulai dari pemerintahan Kadipaten Berbek hingga menjadi Kabupaten Nganjuk setelah terjadinya perubahan nomenklatur, 5 nama eks kadipaten di Nganjuk menjadi 1 wilayah sejak tahun 1833. Lima kadipaten yang dimaksud adalah eks Kadipaten Pace, Godean, Kertosono, Berbek, dan Nganjuk lebur menjadi Kabupaten Berbek dan beribukota di Berbek. Pada tahun 1880, terjadi perpindahan pejabat pemerintahan dan ibukota Berbek ke Nganjuk, dan pada tahun 1885, Gubernur Hindia Belanda mengukuhkan Kabupaten Berbek dengan ibukota di Nganjuk. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1929, Kadipaten Berbek lebur menjadi Kabupaten Nganjuk dan beribukota di Nganjuk hingga sekarang.
Tokoh Bukak Lawang