Mohon tunggu...
Neysha Nofrita
Neysha Nofrita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya memiliki hobi mendengarkan music.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akibat Ulah Fahil, Kandang Ayam Nenek Terbakar

4 November 2023   20:00 Diperbarui: 4 November 2023   20:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Akibat Ulah Fahil, Kandang Ayam Nenek                                        Terbakar"

Namaku Kimberly, biasanya dipanggil Kim. "Ayo bangun Kim! Nanti kesiangan berangkatnya!" Teriak ayahku.

  Hari ini, aku berkunjung ke rumah nenekku di desa. Sudah lama aku tak berkunjung ke sana. Setiap libur aku selalu berkunjung ke rumah nenek. Namun, sudah beberapa bulan aku tak berkunjung ke sana.

   Sesampainya di sana, akupun beristirahat sqmbil makan buah yang ada di rumah nenekku. Di rumah nenekku memang selalu tersedia buah-buahan karena nenekku penjual buah. Biasanya selalu ada buah di rumah nenekku seperti jeruk, salak dan rambutan.

   Setelah shalat dzuhur, aku pergi ke rumah sepupuku yang bernama Puti untuk bermain bersama. Di sana juga ada Fahil, Farhan dan Dinda. Kami berencana main bersama di lahan kosong di samping rumah Puti.

   "Sekarang kita mau main apa? Ada yang punya ide?" Tanya Dinda. Kami duduk termenung sembari memikirkan permainan yang akan kami mainkan.

   "Gimana kalau kita main masak-masak aja! Kemarin ibu baru beliin aku mainan yang baru!" Seru Puti. Kami mengangguk atas saran dari Puti. "Ok, kalau gitu kalian nunggu aja di sebelah, aku mau ambil mainannya dulu" sambunh Puti. Kami pergi ke tempat bermain dan menunggu Puti di sana.

   Setelah bermain cukup lama, kami mulai bosan dan ingin bermain yang lain. "Hhmm...bosan nih! Main yang lain aja!" Ucapku.

   "Main kembang api aja! Aku ada kembang api di rumah" ucap Farhan. 

   "Boleh juga, cepat buruan ambil!" Seru Dinda. Farhan berlari pulang ke rumah untuk mengambil kembang apinya.

   "Tapi mainnya dimana? Kalau di sini kan banyak pohon" Tanyaku. Fahil dan Dinda memikirkan tempat bermain yang luas dan tidak ada pohon.

   "Di belakang kandang ayamnya nenek Marfin kan luas tuh! Gak ada pohon dan sejuk pula" saran Dinda.

  "Nih kembang apinya" ucap Farhan dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari.

  "Mainnya pake minyak tanah biar apinya gede! Gimana setuju nggak?" Ucap Fahil secara tiba-tiba.

 

  Saat bermain, Fahil tidak sengaja melemparkan kembang api ke kandang ayam milik nenek Marfin. Kembang api itu diberi banyak minyak tanah sehingga apinya cukup besar. Ini mengakibatkan kandang ayamnya terbakar dan ayam-ayam pun berlarian keluar kandang.

   "Tolong...tolong!" Teriak kami dengan paniknya. Warga yang mendengarnya berlarian sambil membawa air dan menyiramkannya ke kandang ayam.

   Setelah sekian lama, namun apinya tak kunjung padam, hujan pun turun. Hujan sangat lebat dan membuat apinya padam.

   Kakak Fahil yang menyaksikan kejadian tadi, langsung memarahi Fahil yang bertindak ceroboh. "Kau ini, kan sudah kakak bilang jangan ceroboh kalau main!" Bentak kakak Fahil.

   Fahil menangis dan meminta maaf atas keselahan yang ia lakukan. Kakaknya pun menenangkan Fahil supaya janga terlalu khawatir. "Udahlah, jangan nangis, nanti kita kasih tau ayah dan selesaikan masalahnya" ucap kakak Fahil.

   Sesudah shalat maghrib, Fahil dan keluarganya pergi ke rumah neneknya Marfin untuk menyelesaikan maslahnya. Sesampainya di sana, Fahil dan keluarganya disambut tanpa ada rasa marah.

   "Buk, kami minta maaf atas kecerobohan yang dilakukan Fahil" ucap ibu Fahil.

    "Kami akan ganti rugi atas semua kerugian ibuk yang disebabkan Fahil" sambung ayah Fahil.

   "Gapapa saya maafkan, tapi lain kali jangan ulangi lagi" jawab nenek Marfin. 

"Iya nek, Fahil janji gak akan mengulanginya lagi" ucap Fahil sambil menglap air matanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun