"Di belakang kandang ayamnya nenek Marfin kan luas tuh! Gak ada pohon dan sejuk pula" saran Dinda.
 "Nih kembang apinya" ucap Farhan dengan nafas yang ngos-ngosan karena berlari.
 "Mainnya pake minyak tanah biar apinya gede! Gimana setuju nggak?" Ucap Fahil secara tiba-tiba.
Â
 Saat bermain, Fahil tidak sengaja melemparkan kembang api ke kandang ayam milik nenek Marfin. Kembang api itu diberi banyak minyak tanah sehingga apinya cukup besar. Ini mengakibatkan kandang ayamnya terbakar dan ayam-ayam pun berlarian keluar kandang.
  "Tolong...tolong!" Teriak kami dengan paniknya. Warga yang mendengarnya berlarian sambil membawa air dan menyiramkannya ke kandang ayam.
  Setelah sekian lama, namun apinya tak kunjung padam, hujan pun turun. Hujan sangat lebat dan membuat apinya padam.
  Kakak Fahil yang menyaksikan kejadian tadi, langsung memarahi Fahil yang bertindak ceroboh. "Kau ini, kan sudah kakak bilang jangan ceroboh kalau main!" Bentak kakak Fahil.
  Fahil menangis dan meminta maaf atas keselahan yang ia lakukan. Kakaknya pun menenangkan Fahil supaya janga terlalu khawatir. "Udahlah, jangan nangis, nanti kita kasih tau ayah dan selesaikan masalahnya" ucap kakak Fahil.
  Sesudah shalat maghrib, Fahil dan keluarganya pergi ke rumah neneknya Marfin untuk menyelesaikan maslahnya. Sesampainya di sana, Fahil dan keluarganya disambut tanpa ada rasa marah.
  "Buk, kami minta maaf atas kecerobohan yang dilakukan Fahil" ucap ibu Fahil.