Mohon tunggu...
Dini
Dini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Materi Praktikum Kimia Pemisahan

27 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 27 Maret 2024   23:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas digunakan untuk pemisahan senyawa yang berbeda, seperti pewarna-pewarna yang menyusun warna tinta tertentu. Dalam kromatografi kertas, senyawa dipisahkan berdasarkan sifat-sifat mereka, seperti komposisi asam amino, fenol/air, atau karbohidrat.

Pemisahan ion logam dapat dilakukan dengan kromatografi kertas dengan menggunakan metode resin penukar ion, seperti Dowex 50, Amberlite IR 120, Amberlite IRC 50, Dowex 1, Amberlite IRA 400, Dowex 3, dan Amberlite IR 45. Pemisahan dalam kromatografi penukar ion didasarkan pada kompetisi antara ion senyawa dengan ion pada resin penukar ion. Senyawa ionik yang berbeda dari sampel untuk situs aktif pada resin penukar ion (pengepakan kolom).

Jenis-jenis kromatografi kertas yang dapat digunakan dalam pemisahan warna tinta antara lain:

  1. Kromatografi kertas dengan pelarut organik: Kromatografi kertas dengan pelarut organik, seperti isopropanol, digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophobic, seperti pigmen warna.
  2. Kromatografi kertas dengan pelarut polar: Kromatografi kertas dengan pelarut polar, seperti asam lemak, metil ester, dan alkaloid, digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari asam amino.
  3. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis air: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis air, seperti alkohol, aldehid, akrilat, nitril, dan keton, digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari karbohidrat.
  4. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis polietilen glikol: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis polietilen glikol digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari senyawa halogen, aromatis, dan polietilen glikol.
  5. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam lemak: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam lemak digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari asam lemak, metil ester, alditol asetat, dan trifluoropropil polisiloksan.
  6. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam sulfonat: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam sulfonat digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari asam sulfonat, seperti Dowex 50 dan Amberlite IR 120.
  7. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam karboksilat: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam karboksilat digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari asam karboksilat, seperti Amberlite IRC 50.
  8. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis amina: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis amina digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari amina, seperti Dowex 3 dan Amberlite IR 45.
  9. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis amonium kuarterner: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis amonium kuarterner digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari amonium kuarterner, seperti Dowex 1 dan Amberlite IRA 400.
  10. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis polietilen glikol (TPA): Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis polietilen glikol (TPA) digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari polietilen glikol.
  11. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis piridin: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis piridin digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari piridin.
  12. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis n-BuOH/As.cuka/Air (BAW): Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis n-BuOH/As.cuka/Air (BAW) digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari n-BuOH/As.cuka/Air (BAW).
  13. Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam lemak: Kromatografi kertas dengan pelarut berbasis asam lemak digunakan untuk pemisahan senyawa yang mempunyai sifat hydrophilic, seperti pigmen warna yang berasal dari asam lemak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemisahan warna tinta dengan kromatografi kertas antara lain:

  1. Ketebalan lapisan kertas: Ketebalan lapisan kertas dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Ketebalan lapisan kertas yang lebih tebal dapat meningkatkan kecepatan pengaliran senyawa, sehingga hasil pemisahan akan lebih cepat. Namun, ketebalan lapisan yang lebih tebal juga dapat mengurangi ketelitian pemisahan, karena senyawa yang berbeda akan bergerak dengan laju yang lebih cepat.
  2. Pelarut: Pelarut yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Pelarut yang lebih polar akan mempengaruhi senyawa yang lebih polar, sedangkan pelarut yang lebih nonpolar akan mempengaruhi senyawa yang lebih nonpolar. Pelarut yang sesuai dapat memudahkan pemisahan senyawa yang berbeda.
  3. Suhu: Suhu dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Suhu yang lebih tinggi akan mempercepat proses pemisahan, sedangkan suhu yang lebih rendah akan memperlambat proses pemisahan. Suhu yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  4. Waktu pengembangan: Waktu pengembangan dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Waktu yang lebih lama dapat memudahkan pemisahan senyawa yang berbeda, sedangkan waktu yang pendek dapat mengurangi ketelitian pemisahan. Waktu yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  5. Konsentrasi senyawa: Konsentrasi senyawa yang digunakan dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Senyawa yang lebih koncentrasi akan mempengaruhi kecepatan pengaliran senyawa, sedangkan senyawa yang lebih dilapuk akan mempengaruhi ketelitian pemisahan. Koncentrasi yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  6. Kemasan kolom: Kemasan kolom dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Kemasan kolom yang panjang dapat memberikan tingkat pemisahan yang tinggi, sedangkan kemasan kolom yang lebar dapat baik untuk pemisahan senyawa yang berbeda. Kemasan kolom yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  7. Rf: Rf (Retardation Factor) dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Rf adalah nilai yang menunjukkan kemampuan senyawa untuk bergerak melalui fase diam. Senyawa yang memiliki Rf tinggi akan bergerak lebih lambat, sedangkan senyawa yang memiliki Rf rendah akan bergerak lebih cepat. Rf yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  8. Konstanta pengembangan: Konstanta pengembangan dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Konstanta pengembangan adalah kadar pengembangan senyawa dalam fase diam. Senyawa yang memiliki konstanta pengembangan tinggi akan bergerak lebih lambat, sedangkan senyawa yang memiliki konstanta pengembangan rendah akan bergerak lebih cepat. Konstanta pengembangan yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  9. Kondisi ruangan: Kondisi ruangan, seperti suhu dan kelembapan, dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Kondisi ruangan yang sesuai dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.
  10. Kualitas kertas: Kualitas kertas, seperti ketebalan, porositas, dan sifat serap, dapat mempengaruhi hasil pemisahan. Kertas yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi ketelitian pemisahan.

 

Prosedur pemisahan warna tinta dan ion logam dalam kromatografi kertas: 

Persiapan Kertas: Tahap pertama dalam kromatografi kertas adalah mempersiapkan kertas sebagai fase diam. Kertas yang umumnya digunakan adalah kertas penyerap, seperti kertas Whatman. Kertas ini memiliki kemampuan menyerap larutan, sehingga cocok untuk digunakan dalam kromatografi. Kertas dipotong sesuai dengan kebutuhan dan kemudian ditempatkan di dalam larutan yang hendak dianalisis untuk menghilangkan kontaminan dan memperoleh kondisi awal yang seragam.

Pengaplikasian Sampel: Sampel yang akan dianalisis, misalnya tinta atau larutan ion logam, ditempatkan di atas kertas dengan menggunakan teknik seperti spot atau garis. Penting untuk memastikan bahwa sampel ditempatkan pada titik yang sama dan dengan jumlah yang tepat untuk memastikan pemisahan yang akurat.

Pengembangan Kromatografi: Setelah sampel diterapkan, kertas ditempatkan dalam wadah yang berisi fase gerak. Fase gerak ini dapat berupa berbagai macam larutan, tergantung pada zat yang akan dipisahkan. Misalnya, untuk pemisahan warna tinta, fase gerak dapat berupa campuran pelarut organik seperti etanol dan air. Sedangkan untuk ion logam, fase gerak bisa jadi larutan asam atau basa lemah.

Perjalanan Zat-zat: Ketika fase gerak bergerak melalui kertas, zat-zat dalam sampel akan berinteraksi dengan fase diam (kertas) dan fase gerak. Perbedaan afinitas antara zat-zat dengan fase gerak dan fase diam akan menentukan kecepatan pergerakan masing-masing zat. Zat-zat yang lebih bersifat polar cenderung lebih tertarik pada fase diam, sementara zat-zat yang kurang polar cenderung lebih cepat bergerak bersama fase gerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun