Islam adalah agama yang sangat menghargai akal. Jika seseorang hanya mengikuti orang lain tanpa mencari ilmu yang benar, maka ia telah menyia-nyiakan potensi berpikir yang diberikan Allah.
Taklid Buta Menjadikan Seseorang Mengikuti Prasangka Belaka
Banyak orang mengikuti pemuka agama hanya berdasarkan popularitas atau gaya bicara yang menarik, tanpa mempertimbangkan apakah ajarannya benar atau tidak.
Taklid Buta Menghentikan Pencarian Kebenaran Hakiki
Orang yang merasa cukup dengan mengikuti guru tertentu tanpa mencari dalil yang sahih akan sulit berkembang dalam pemahaman agama dan bisa terjebak dalam pemahaman yang kurang tepat.
Karena itu, Islam mengajarkan agar kita bertanya kepada orang yang berilmu (QS. An-Nahl: 43) tetapi tetap menggunakan akal dan mencari dalil yang benar.
Berikut ini kutipan dari pandangan beberapa organisasi Islam :
1. Pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI):
Dalam proses pembuatan fatwa, MUI menekankan pentingnya menghindari taklid buta. Seorang ahli fatwa harus memenuhi syarat sebagai mujtahid dan dilarang mengikuti secara bulat mujtahid lain tanpa dasar yang jelas.Â
2. Pandangan Muhammadiyah:
Majelis Tarjih Muhammadiyah mendefinisikan taklid sebagai menerima pendapat seseorang tanpa mengetahui sumber atau dasar dari pendapat tersebut. Muhammadiyah menegaskan bahwa kefanatikan dan taklid buta kepada salah satu madzhab adalah akar dari kemunduran umat Islam.Â