"Kita tidak ingin menjadi suatu bangsa yang demikian ! Kita ingin menjadi suatu bangsa yang setiap hari digembleng oleh keadaan.
Di gembleng, hampir hancur lebur -- Bangkit kembali
Di gembleng, hampir hancur lebur -- Bangkit kembali
Di gembleng, hampir hancur lebur -- Bangkit kembali
Di gembleng, hampir hancur lebur -- Bangkit kembali ! . . . . "
(Ir. Soekarno)
Â
BEZITA ADALAH ROLE MODEL ANAK LELAKI.
Sebuah karakter nan kompleks, sebuah figur yang dicintai sekaligus dibenci, seorang pangeran yang tumbuh dengan harga diri tinggi dan kebanggaan akan ras dimana ia ditakdirkan terlahir.
Adalah Bezita aka Vegeta bin King Vegeta, seorang ayah dari dua orang anak dan seorang suami dari wanita nan cantik bak supermodel sekaligus wanita terkaya seantero bumi, Madam Bulma.
Tampilannya selalu identik dengan  armour vest, sebuah gambaran bahwa ia adalah seorang petarung, serdadu yang siaga tempur.
Ia adalah role model terbaik untuk setiap anak lelaki. Kuat, penuh percaya diri, bisa diandalkan dan super resilient. Walau meme saat ia menangis di bawah rintik hujan terasa menyentuh banyak kita jumpai di laman media sosial.
Adakalanya ia  menangis, pernah ia meneteskan air mata karena takut dan putus asa. Ketika segala daya upaya telah ia kerahkan dan tak membuahkan hasil meskipun sedikit, kita pasti ingat ketika ia melawan Frieza di planet Namec, kampung halaman Raja Iblis Pikolo. Ya, di planet Namec ia literally menumpahkan darah dan air mata.
Sesuatu yang menjadi tabu bagi sebagian masyarakat adalah lelaki menangis. Tapi Bezita menangis, meskipun ia jauh lebih kuat dari kita secara fisik dan mental karena ia dididik dengan doktrin militer, hancur atau menghancurkan.
Namun ada kalanya ia tetap menangis, dan Bezita menangis meskipun ia lelaki.
KONTRA TIRANI FRIEZA.
Segala dendam yang ia pendam coba ia lampiaskan, ingatan akan penindasan rezim Frieza atas planet Vegeta kampung halamannya yang ia pendam semenjak kanak-kanak ia lampiaskan ketika berduel one on one dengan Frieza.
Ia dianggap desertir dan memberontak, oportunis sekaligus super egois. namun ia mempunyai alasan, sebuah sikap dari sebuah rasa merdeka, yang tak ingin hidup dibawah aturan dan diperbudak oleh penjahat keji bernama Frieza.
Namun apa?, Bezita seperti bertempur  melawan maha gurunya. Ketika ia menghantam dengan tinju berkekuatan 1000, daya tangkis Frieza berada di level 2000. Ketika ia menendang dengan kekuatan 5000, Frieza menahan dengan level 10,000. Dan begitu seterusnya.
Ketika segala jurus ia kerahkan, namun semua menjadi mentah ditangan Frieza, dapat kita bayangkan, musuh di depan mata dan segala daya serang kita lancarkan namun tak berefek sedikitpun jua, apa yang terjadi? Putus asa. Bezita berada di titik batas kekuatannya ketika melawan Frieza.
BEZITA ADALAH ANARKHI
Moment Bezita dihajar telak habis-habisan oleh Frieza adalah momen terindah, dimana ia penuh luka dan berdarah-darah demi sebuah cita cita mengambalikan martabat ras suku Saiya yang hidup dibawah bayang-bayang pemerintahan Frieza.
Walaupun akhirnya ia harus gugur ditangan Frieza hanya dengan 1 serangan jari telunjuk, ya pangeran sekaligus pahlawan kita ini harus gugur di medan laga setelah bertarung dengan penuh kehormatan dan dengan penuh luka dan air mata.
Namun demikian, ia bukan penakut yang menghindari luka, ia sosok  ksatria yang mencintai perjuangan walaupun perjuangan itu dekat dengan luka dan rasa sakit, No Pain  No Gain.
Ia menecintai luka karena setiap luka dan derita yang ia alami kan membuatnya lebih kuat, jauh lebih kuat, sangat kuat dan kuat sekali. No Guts No Glory.
Masih dalam moment Bezita melawan kebengisan Frieza, ia rela harus terluka agar menjadi lebih kuat. Ada momen epik dimana Bezita memohon kepada Kuririn agar mencederainya agar berdampak luka kepada Bezita.
Plot twist-nya adalah dengan luka yang ia dapat dan recovery setelahnya ia percaya bahwa ia akan lebih kuat dan mencapai titik level  Super Saiya. Sebuah legenda yang dipercaya tentang transformasi bangsa Saiya yang kuat tak terkalahkan.
Bezita, ia tak takut akan luka, ia tak gentar akan rasa sakit. Karena semua hal tersebut adalah konsekuensi dari perjuangan. Dan 2 hal tersebut tak sedikitpun membuatnya surut langkah.
Bezita terluka adalah kita. Luka yang ia derita adalah contoh cobaan yang menerpa kita sehari-hari, berjuang memaknai hidup meski diterjang cobaan bertubi namun ia tetap tegar dan kuat berdiri. Seperti itulah kita seharusnya sebagai individu.
Berjuang, terjatuh dan bangun, terhempas di titik batas kekuatan dan cepat pulih kembali tuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar. Berjuang, ditekan hingga titik nadir dan tetap tegar sekeras karang.
Bezita adalah kita..!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H