Ia dianggap desertir dan memberontak, oportunis sekaligus super egois. namun ia mempunyai alasan, sebuah sikap dari sebuah rasa merdeka, yang tak ingin hidup dibawah aturan dan diperbudak oleh penjahat keji bernama Frieza.
Namun apa?, Bezita seperti bertempur  melawan maha gurunya. Ketika ia menghantam dengan tinju berkekuatan 1000, daya tangkis Frieza berada di level 2000. Ketika ia menendang dengan kekuatan 5000, Frieza menahan dengan level 10,000. Dan begitu seterusnya.
Ketika segala jurus ia kerahkan, namun semua menjadi mentah ditangan Frieza, dapat kita bayangkan, musuh di depan mata dan segala daya serang kita lancarkan namun tak berefek sedikitpun jua, apa yang terjadi? Putus asa. Bezita berada di titik batas kekuatannya ketika melawan Frieza.
BEZITA ADALAH ANARKHI
Moment Bezita dihajar telak habis-habisan oleh Frieza adalah momen terindah, dimana ia penuh luka dan berdarah-darah demi sebuah cita cita mengambalikan martabat ras suku Saiya yang hidup dibawah bayang-bayang pemerintahan Frieza.
Walaupun akhirnya ia harus gugur ditangan Frieza hanya dengan 1 serangan jari telunjuk, ya pangeran sekaligus pahlawan kita ini harus gugur di medan laga setelah bertarung dengan penuh kehormatan dan dengan penuh luka dan air mata.
Namun demikian, ia bukan penakut yang menghindari luka, ia sosok  ksatria yang mencintai perjuangan walaupun perjuangan itu dekat dengan luka dan rasa sakit, No Pain  No Gain.
Ia menecintai luka karena setiap luka dan derita yang ia alami kan membuatnya lebih kuat, jauh lebih kuat, sangat kuat dan kuat sekali. No Guts No Glory.
Masih dalam moment Bezita melawan kebengisan Frieza, ia rela harus terluka agar menjadi lebih kuat. Ada momen epik dimana Bezita memohon kepada Kuririn agar mencederainya agar berdampak luka kepada Bezita.
Plot twist-nya adalah dengan luka yang ia dapat dan recovery setelahnya ia percaya bahwa ia akan lebih kuat dan mencapai titik level  Super Saiya. Sebuah legenda yang dipercaya tentang transformasi bangsa Saiya yang kuat tak terkalahkan.
Bezita, ia tak takut akan luka, ia tak gentar akan rasa sakit. Karena semua hal tersebut adalah konsekuensi dari perjuangan. Dan 2 hal tersebut tak sedikitpun membuatnya surut langkah.