Tiba-tiba minyak tanah di agen dan depo menghilang. Jikapun ada,
harganya melonjak dua kali lipat dari harga semula karena subsidi
ditiadakan. Antrean panjang calon pembeli minyak pun terjadi di banyak
tempat. Meski telah diberi tabung elpiji 3 kilogram secara gratis,
masih terlampau banyak masyarakat yang terbiasa dengan minyak tanah
belum mampu membeli gas.
Akibatnya, kritik pun tertuju ke pemerintah. Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Agung Laksono, misalnya, menuding konversi minyak tanah ke gas
tidak disertai persiapan matang. Dia menilai pemerintah tak mampu
mengantisipasi keterkejutan masyarakat yang “dipaksa” meninggalkan
minyak tanah dan berganti ke elpiji.