Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Toh, Kelak Akan Sendirian

3 Maret 2023   22:49 Diperbarui: 3 Maret 2023   22:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah hidup harus seperti itu? Biarlah menjalani satu fase tertentu kemudian ditinggalkan pergi?

Apakah setiap orang harus melewati fase hidup yang sama? Harus melewati masa sekolah, menikah, punya anak, menua? Apakah setiap orang akan melewati fase hidup yang sama?

Apa harus membandingkan diri dengan seseorang yang tidak mengalami apa yang kita sudah alami? Apa merasa bangga karena berhasil menjalani kehidupan seperti yang dijalani orang-orang terdekat? Mau sampai kapan perlombaan membandingkan diri ini selesai? Sampai kapan kriterianya berhenti untuk  semakin panjang? Sudah punya itu, sudah punya ini? Sampai kapan perlombaan membandingkan kehidupan satu dengan yang lain akan berakhir?

***

Kak Rina, termasuk salah satu yang tahu ketika Nilam telah dirawat beberapa waktu di rumah sakit. Kak Rina sempat kecewa karena baru mengetahuinya setelah hari ke-2 Nilam dirawat. Selama Nilam dirawat, Kak Rina mengunjunginya nyaris setiap hari.

Ketika Nilam masuk lagi ke rumah sakit, diantara teman-teman terdekatnya, akulah yang paling terakhir tahu. Ketika aku mengunjungi Nilam di ruang rawatnya, kami bercerita banyak tentang teman-teman terdekat kami. Kak Rina adalah salah satu dari teman terdekat Nilam yang ada dalam percakapan kami. Kami menyadari lebih lagi kedekatan hubungan Nilam dan kak Rina. Aku tersenyum hangat melihat sinar mata Nilam yang bersemangat.

Siapa mengira jika Nilam pergi meninggalkan kami lebih dulu. Entah dengan siapa lagi aku akan bercerita tentang teman-teman terdekat kami. Dan, merasakan hangat dalam hati untuk setiap cinta kasih pada persahabatan yang kami masing-masing miliki. Ternyata, kami bersahabat ketika kami masih hidup. Namun, sekalipun kematian memisahkan kami, Nilam menghadapi kematian seorang diri. Begitulah hidup.

Kedekatanku dengan kak Rina karena kami memiliki seorang yang sama-sama kami kenal dan karib, Nilam.

***

"Kurasa aku beruntung dibandingkan mereka yang masih belum menikah bahkan sampai di usiaku menikah, 10 tahun lalu. Aku beruntung, dibandingkan mereka yang belum menikah sampai di usiaku saat ini."

Pikiranku entah sunyi, entah beku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun