Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Kota di Hari Senin

2 Agustus 2022   02:16 Diperbarui: 2 Agustus 2022   02:45 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam, aku sudah mengirimkan pada Soya, lokasi yang akan menjadi tujuan kami. Rencana yang seharusnya jalan-jalan satu-setengah-hari dipadatkan menjadi jalan-jalan selama 7 jam. Wisata kota ini sudah terasa menyenangkan sejak kami menyusun tempat-tempat yang menjadi tujuan kami. Sekalipun wisata dalam kota, kami membayangkan akan menikmati perjalanan menggunakan LRT dan transportasi online , menikmati sajian kuliner di beberapa tempat yang berbeda dan menyesap kopi di kedai-kedai kopi yang ada dalam daftar.

Semangat membuncah dalam tawa-tawa cerah kami dan kemungkinan makin panjangnya daftar lokasi yang akan dikunjungi juga tempat-tempat yang akan dikunjungi.

Nonton film

Kemarin, Soya melihat jam-jam tayang film untuk hari ini. Dibanding dengan minggu lalu, ternyata ada perubahan-perubahan jam tayang film. Setelah memeriksa jadwal beberapa bioskop lokal, film paling awal yang diputar pada hari ini terdapat pada pkl11.30 WIB. Dan judul filmnya adalah "Thor: Love and Thunder".

Sekalipun tak banyak, ternyata ada penikmat film yang nonton lebih awal. Nonton film awal di hari Senin, ternyata menyenangkan. :) Sekitar pkl 13.30 WIB, film usai. Kami bergegas menuju stasiun LRT yang jaraknya sekitar 5 menit berjalan kaki.

Kami membeli tiket di stasiun Bumi Sriwijaya dengan stasiun tujuan, stasiun Jakabaring. Tujuan berikutnya adalah Masjid Cheng Ho.

Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho (Dokpri.)
Masjid Cheng Ho (Dokpri.)

Dari stasiun Jakabaring, kami berjalan menuju Masjid Cheng Ho. Terik matahari pada sekitar jam 1430 menemani jalan siang kami. :) Setelah berjalan sekitar 10 menit, melewati pos satpam dan kompleks perumahan; kami melihat Masjid Cheng Ho dengan warna merah yang terlihat dari kejauhan.

Masjid dilengkapi dengan 2 menara serupa pagoda setinggi 5 tingkat.

Tiga-puluh menit kemudian, Soya memesan transportasi online. Kami menuju tujuan berikutnya.

Rumat Adat Dekranasda

Jarak Masjid Cheng Ho ke Rumah Adat Dekranasda tidak terlalu jauh. Sekitar 15 -- 20 menit berjalan kaki. Namun, kami memilih naik kendaraan saja. Masih ada banyak lagi tempat yang ada dalam daftar. Hehehehe...

Anjungan Ogan Komering Ilir (Dokpri.)
Anjungan Ogan Komering Ilir (Dokpri.)

 Ada sekitar 9 jenis rumah adat Sumatera Selatan di dalam kompleks Rumah Adat Dekranasda.  Anjungan rumah adat tersebut berasal dari kabupaten-kabupaten di provinsi Sumatera Selatan. Mulai dari anjungan rumah adat Ogan Komering Ilir hingga  Pagar Alam. Sekalipun namanya rumah limas, terlihat beberapa perbedaan antara anjungan satu dengan anjungan yang lain. Perbedaannya tampak pada warna rumah, bentuk tangga pada rumah panggung, bentuk jendela, juga pagar pada teras rumah. Terlihat juga kincir air tradisional.

Anjungan Rumah Adat Ogan Komering Ulu Selatan (Dokpri.)
Anjungan Rumah Adat Ogan Komering Ulu Selatan (Dokpri.)

Anjungan Rumah Adat Empat Lawang (Dokpri.)
Anjungan Rumah Adat Empat Lawang (Dokpri.)

Anjungan Rumah Adat Ogan Ilir (Dokpri.)
Anjungan Rumah Adat Ogan Ilir (Dokpri.)

Anjungan Rumah Adat Musi Banyuasin (Dokpri.)
Anjungan Rumah Adat Musi Banyuasin (Dokpri.)
Kami mengelilingi kompleks tersebut. Pada beberapa anjungan rumah adat tersebut, ada  yang menempati bagian bawah rumah.

Kami tidak sempat menaiki setiap anjungan rumah adat tersebut dan mengambil foto lebih banyak lagi karena hendak bergegas menuju tujuan berikutnya.

Kami sepakat, kunjungan kali berikutnya, kami akan menghabiskan waktu lebih lagi. Akan menaiki anjungan rumah adat tersebut dan menikmati detail rumah-rumah adat tersebut.

Dari kompleks Rumah Adat Dekranasda, kami berjalan kaki menuju stasiun LRT Jakabaring sejauh 7 menit. Lalu membeli tiket dan  menunggu sekitar 10 menit. Kami akan melewati jembatan Ampera dan turun di stasiun LRT Cinde.

Dapoer Cinta Musi IV

Tekwan udang (Dokpri.)
Tekwan udang (Dokpri.)

Dapoer Cinta Musi IV menawarkan wisata kuliner dengan jajanan bingen (=waktu lampau). Lokasinya tak jauh dari jembatan Musi IV.

Sungai Musi yang surut dengan latar jembatan Musi IV (Dokpri.)    
Sungai Musi yang surut dengan latar jembatan Musi IV (Dokpri.)    
Kami tiba di Dapoer Cinta Musi IV sekitar jam setengah 6. Air sungai Musi terlihat sangat surut. Tinggi air yang biasanya tak terlalu jauh dari jembatan kayu tak terlihat. Lumpur tepi sungai terlihat sejauh sekitar 3 -- 5 meter dari tempat kami duduk. Langit sangat mendung, sehingga matahari sore tertutup oleh awan kelabu.

Langit sore (Dokpri.)
Langit sore (Dokpri.)

Kami menikmati tekwan, camilan pengantar makan malam. Pemandangan aktifitas sungai, langit sore dan jembatan Musi IV adalah gabungan yang sulit untuk dilewatkan begitu saja. Kami memotret banyak sudut hingga langit mulai gelap.

Warkop Nuri

Menjelang jam 7 malam, kami tiba di Warkop Nuri. Selain ramyeon, mie ayam dan minum dingin, kami memesan 2 jenis dim-sum.

Dimsum & Ramyeon (Dokpri.)
Dimsum & Ramyeon (Dokpri.)

Makan malam yang jaraknya sangat dekat dengan waktu camilan pengantar makan malam sangat mempengaruhi kecepatan makan kami. Hehehehe...

***

Stasiun LRT (Dokpri.)
Stasiun LRT (Dokpri.)
Selama perjalanan tadi, kami singgah di 3 stasiun LRT (Bumi Sriwijaya, Jakabaring dan Cinde); melewati jembatan Ampera sebanyak 2 kali (jalur LRT menggunakan jembatan yang berada di sebelah jembatan Ampera); melintasi jembatan Ampera sebanyak 1 kali, melambat di pasar 10 Ulu dan sekali melintasi jembatan Musi IV.

***

Selain jadwal LRT Palembang terakhir berangkat pkl19.37 WIB dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II; kami sudah kelelahan. Sehingga, setelah memesan makan malam, kami memutuskan tidak melanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu minum kopi di bandara dan makan es krim di Gelato. :)

Tujuan-tujuan baru untuk wisata kota di waktu berikutnya, sudah ada. Minum kopi dan makan es krim sudah sekalian ditambahkan juga. :)

Dari jadwal yang kami susun, kami akan menikmati es krim sebelum jam 7 malam. Nyatanya, jam 7 malam, kami baru bisa tiba di rumah makan. Ternyata, dalam menyusun jadwal perjalanan tersebut, aku lupa menuliskan panjangnya waktu di perjalanan termasuk jika ternyata ada kemacetan karena waktu pulang kantor pada sore hari. Hahahaha...

***

Catatan dari kotaku, 1 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun