"Maafkan aku, Rena!" ucapnya lirih sambil mengusap air mata.
Arka berjalan tertatih menuju rumah. Tangan dan kakinya terluka. Namun semua tak dirasakannya, dia hanya ingin melihat Rena bahagia.
Di depan pintu gubuk, Rena sudah menyambutnya. Senyum gadis kecil usia delapan tahun itu membuat hatinya bersedih. Bagaimana jika dia tahu kalau nasi padang itu sebagian kotor karena terjatuh?
Rena segera menyambut bungkusan yang Arka pegang kemudian membukanya.
"Kakak, ayam gorengnya kotor. Ayamnya jatuh ya?" tanya Rena tampak heran.
Arka mengangguk sambil meringis menahan sakit.
"Maafkan, Kakak. Tadi Kakak jatuh," jawab Arka merasa bersalah. "Ndak usah dimakan, Ren. Besok Kakak belikan lagi," lanjut Arka sambil bersandar di bale-bale.
Rena berjalan mendekat sambil membawa sebungkus nasi padang yang dia taruh di piring. Â
"Kak, ayam gorengnya sudah Rena bersihkan. Ini masih bisa dimakan kok. Kak Arka jangan nangis, ya!" kata Rena sambil mengusap air mata Arka. Arka tersenyum melihat sikap Rena. Â
"Maafkan Kakak ya, Ren!" Rena menggeleng.
"Kak Arka pulang dengan selamat saja, Rena sudah bahagia, Kak," kata Rena sambil membersihkan luka Arka kemudian mengobatinya. "Rena sedih, justru kalau kakak seperti ini," lanjutnya.
Arka terdiam dan mengusap rambut Rena. Adik kecilnya yang manja tapi baik. Dia berjanji akan selalu menjaga Rena sampai kapan pun.