Mohon tunggu...
Nethania Alysia
Nethania Alysia Mohon Tunggu... Apoteker - Hallo

Nethania Alysia Febiana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rapsodi Eksistensi (Cerpen Sejarah)

7 November 2017   00:31 Diperbarui: 8 November 2017   22:58 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita akan melakukan observasi ke tengah hutan Darmaga, disana ada bangunan tempat saya biasanya mengamati alam. Ah, I almost forgot. Nichole, ini adalah Robert dan Peter. Mereka adalah rekan kerja saya dalam bidang pengamatan alam. Kami sungguh mencintai keunikan alam disini." Raffles memperkenalkan rekannya kepadaku, Robert dan Peter mengangguk dan tersenyum kepadaku.

Selepas itu kami melakukan perjalanan dan observasi alam. Banyak spesies unik dan jarang ditemui. Sekarang aku mengetahui kenapa Tuan Raffles mengaggumi alam disini. Raffles juga bersikap sangat ramah terhadap penduduk asli, ini benar-benar unik. Belum pernah ada Gubernur-atau penjajah yang mau bersikap ramah dan menghargai Negara yang mereka jajah.

Hal-hal itu membuatku terdorong untuk bertanya kepada Raffles "Tuan, mengapa Tuan bersikap sangat ramah terhadap penduduk disini? Tuan juga membuat banyak kebijakan yang membuat penduduk menjadi sejahtera. Apa alasan dari semua itu Tuan??" kemudian aku menundukan kepalaku, menunggu Raffles menjawab pertanyaan tersebut.

"Sederhananya begini Nona, saya menginginkan adanya kesejahteraan pada para penduduk dengan memberikan kebebasan dan kepastian hukum dari para penguasa agar tidak terjadi kesewenang -wenangan serta memberikan perbaikan kualitas hidup. We are the same, aren't we? Mereka adalah manusia, begitupula kita, walau saya adalah sebagai penjajah disini, tapi mereka tetap berhak atas kehidupannya. Kita tidak boleh seenaknya menggunakan sesama kita seperti binatang. Oleh karena itulah selama saya memimpin diwilayah ini, sistem pemerintahan saya akan didasarkan pada prinsip-prinsip liberal dengan dasar kebebasan dan kepastian hukum. Prinsip kebebasan meliputi kebebasan menanam dan kebebasan berdagang, keduanya akan dijamin oleh pemerintah Inggris. Dengan begitu semua orang akan merasakan kebahagiaan yang setara bukan?" Raffles tersenyum dengan perkataannya.

Aku terkejut melihat semua pernyataannya, sungguh, Raffles memang pemimpin yang berbeda, dan hal itu baik. Dengan adanya perbedaan maka perkembangan memungkinkan untuk terjadi. 

"Begitukah Tuan? Pemikiran anda sungguh luar biasa, belum pernah saya menjumpai orang seperti Tuan." sahutku sambil sedikit tersenyum.

Hari berlalu, tak terasa aku hampir menuntaskan objektifku, Hutan Darmaga memang tempat yang tepat untuk menuntaskan objektifku.

"OBJECTIVE COMPLETE" -begitulah tampilan kompas digital yang terdapat pada genggamanku. Tugasku disini telah tuntas. Aku menghampiri Raffles dan berpamitan karena waktuku sudah habis.

"Tuan terimakasih atas bantuan anda, saya telah menuntaskan tugas saya disini, saya harap apa yang saya bangun disini dapat Tuan rawat sedemikian rupa dan ini.........." Aku memberikannya kompas digital-ku.

"Ini sedikit kenangan dari saya"

"Apa ini Nona?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun