Mohon tunggu...
Nethania Alysia
Nethania Alysia Mohon Tunggu... Apoteker - Hallo

Nethania Alysia Febiana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rapsodi Eksistensi (Cerpen Sejarah)

7 November 2017   00:31 Diperbarui: 8 November 2017   22:58 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Good day Miss Nichole. Bagaimana keadaanmu? Saya harap anda merasa nyaman disini." Olivia mengulurkan tangannya dan memberikan salam tangan kepadaku.

"Mari silahkan duduk, dan menikmati hidangan ini." Raffles memberi aba-aba untuk memulai jamuan makan malam.

Setelah makan malam, kami berkumpul di ruang tamu. Raffles mulai mendiskusikan mengenai eksplorasi yang akan kami lakukan.

"Kapan kita bisa memulai eksplorasi alam Jawa, Nona Nichole? Besok? Lusa?"

"Saya bisa memulainya kapan saja Tuan, Tuan saja yang memilih waktu dan lokasi." jawabku pelan.

"Baiklah kalau begitu, kita akan memulainya besok. Sebut saja apa yang Nona perlukan, kami akan mempersiapkannya." Raffles sungguh bersemangat, seakan akan ia telah melupakan pekerjaan utamanya disini sebagai Gubernur.

"Well then, I shall prepare for your lunch tommorow. Don't forget to brought some roses for me darling." ucap Olivia pada Raffles.

"Brilliant ! Kalau begitu sekarang kita dapat beristirahat dan mempersiapkan diri untuk esok hari." Semua orang meninggalkan ruang itu, Olivia mengantarkanku ke kamar tamu, tempat pertama kali aku sadar. Setelah mengucapkan selamat malam, aku bergegas menuju tempat tidurku. Aku mengeluarkan sebuah kompas digital yang tentunya bukan berasal dari era ini. Kompas ini akan menuntunku dalam menyelesaikan objektifku di era ini.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bayang cahaya menyinari tubuhku, kicauan burung terdengar, tanpa aku sadari fajar telah menyingsing. Aku membasuh wajahku di salah satu bilik kamar, air yang mengalir berasal dari sebuah keran yang baru saja kutemukan semalam. Setelah bersiap, Raffles sudah menunggu di ruang utama bersama dengan kedua rekannya yang akan mendampingi kami dalam perjalanan ini. Kami mengucapkan pamit kepada Olivia lalu Raffles memanggil kereta kuda untuk perjalanan kami.

"Tuan, kalau boleh tau, kemana kita akan pergi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun