Pertama yang sangat berasa adalah perubahan udara, Jakarta buat saya sangat panas jauh dari pada udara di Bandung, kedua ternyata orang-orang di ibu kota tidak seramah di Bandung, ketiga atmosfer yang dulu saya lihat ketika saya datang ke kantor Jakarta tidak seindah ketika saya terjun langsung.Â
Pekerjaan di Jakarta jauh lebih banyak dan semua harus serba cepat, tidak ada namanya pulang ontime, kalau kata teman saya saking banyaknya pekerjaan, bernafas saja harus nyolong. Relasi pertemanan dengan rekan di kantor dan dengan customer tidak sedekat seperti di Bandung yang kadang sudah seperti saudara. Kalau soal macet, Bandung tak kalah macetnya dari Jakarta.
Setelah satu bulan bekerja saya mulai bisa menikmati hiruk pikuk bekerja di Jakarta, mulai terbiasa dengan panasnya udara Jakarta, terbiasa dengan lembur, juga karakter orang-orang  dengan latar belakang budaya yang berbeda, merasakan mudahnya hidup di Jakarta dalam arti banyak fasilitas yang hanya ada di Jakarta, merasakan yang namanya pulang kampung, kangen keluarga, kangen ketemu teman-teman dan kangen masakan rumah. Setelah hampir 5 tahun bekerja di Jakarta malah kangen kembali bekerja di Bandung, duh namanya juga manusia tidak pernah puas.
Saya sekarang sedang berkhayal saat nanti ibu kota pindah ke Kalimantan Timur apakah orang-orang yang sudah tinggal dan menetap di Jakarta dan terpaksa harus pindah untuk bekerja di ibu kota yang baru akan menyebut Jakarta sebagai kampung? Dan akankah nanti ada istilah mudik ke kampung halaman ke Jakarta?
Banyak pekerja terutama ASN yang merasa cemas dan muncul kekhawatiran jika harus pindah ke ibu kota yang baru karena banyak tidakpastian seperti fasilitas pendidikan yang berkualitas setara dengan Jakarta, fasilitas kesehatan baik dan lengkap, infrastruktur dan fasilitas lain yang sudah serba ada dan mudah di dapat di Jakarta seperti fasilitas hiburan. Makanya sekarang ada tren ingin pensiun dini," kata Mudiyati Rahmatinnisa, pengamat Birokrasi dan Kebijakan Publik kepada BBC News, Selasa (27/08).
Saat ibu kota pindah, Jakarta sendiri mungkin tidak akan hilang magnetnya bagi para pencari kerja dan merantau mencari rejeki dari daerah lain karena Jakarta akan tetap menjadi pusat perekonomian Indonesia.Â
Mungkin nanti ada tren baru dan budaya baru yaitu mudik ke Jakarta dari Kalimantan dan budaya setelah lebaran saat orang berbondong --bondong dari daerah ke ibu kota untuk mencari pekerjaan sedikit terbagi antara mantan ibu kota dengan ibu kota yang baru dan mungkin nanti akan lebih merata ke kota-kota besar lainnya. Saya membayangkan Jakarta juga akan lebih lengang dan tidak semacet sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H