Mohon tunggu...
Inovasi

"VOA-Islam.com" Bagaimana Kelengkapan Unsur Beritanya?

5 Oktober 2017   10:25 Diperbarui: 5 Oktober 2017   20:48 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, berita ini belum menjawab wheredan when secara rinci, melainkan hanya disebutkan di lead: dalam pertemuan antar parlemen ASEAN. Sumber berita ini hanya tweet, bukan wawancara langsung. Kemudian, apabila dilihat secara etika, dari judul terdapat kata "biadab" yang kurang etis, dan ditujukan untuk Myanmar.

3. Penghormatan Myanmar ke RI Cuma Basa-Basi (21 September 2017)

e-59d6359a82386a55cc535a53.png
e-59d6359a82386a55cc535a53.png
f-59d635aa13d60a3e6b68ba52.png
f-59d635aa13d60a3e6b68ba52.png
Berita ini menyebutkan bahwa Myanmar tidak menunjukkan sikap menghormati dalam kasus Rohingya. Padahal, dahulu Indonesia mengajak Myanmar masuk ke ASEAN karena merasa Myanmar menghormati Indonesia. Menurut penulis, berita ini dapat memicu konflik karena sepenangkapan penulis lead berita ini ingin mengatakan bahwa Myanmar seperti kacang yang lupa kulitnya. Myanmar dirasa tidak ingat jasa baik Indonesia yang memasukkan Myanmar ke dalam ASEAN karena menolak proposal parlemen Indonesia soal Rohingya.

Berita ini kebanyakan berisi opini jurnalis, karena tidak ada fakta dari sumber akurat yang dicantumkan. Berita ini hanya bersumber dari tweetFadli Zon, dan berita ini bisa dikatakan tidak adil karena tidak cover both sidedari sisi Myanmar. Selain itu, berita ini belum menjawab pertanyaan wheresecara jelas. Lalu, berita ini tidak memiliki nilai berita yang jelas.

4. Agar Tidak Bangkit dan Berkhianat Kembali, Politisi Ajak Masyarakat Nonton Film G30SPKI (29 September 2017)

g-59d63616b5fdf2701309b002.png
g-59d63616b5fdf2701309b002.png
h-59d63619a8d35e4f5317f8e2.png
h-59d63619a8d35e4f5317f8e2.png
Berita ini mengatakan bahwa salah satu politisi mengajak masyarakat untuk menonton film G30SPKI agar masyarakat bisa melawan unsur-unsur PKI. Selain itu, berita ini melabeli PKI dengan sebutan "biadab" dan "pengkhianat" tanpa penjabaran yang jelas, sehingga bisa dikatakan berita ini berisi opini dari jurnalis saja.

Selain itu, berita ini hanya mengambil orasi yang disampaikan oleh politisi Fadli Zon saat berada di depan gedung DPR RI saja, dan tidak ada cover both sidedari masyarakat selaku subyek yang disarankan untuk menonton film tersebut. Tidak ada informasi pendukung yang ditambahkan di dalam berita ini.

Berita sepanjang 192 kata ini mengambil nilai berita timeliness atau kebaruan, karena berdekatan dengan peringatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI). Selain itu, terdapat nilai prominenceatau keterkenalan dari nama Fadli Zon.

5. Keahlian Komunis Seluruh Dunia Itu Berbohong, Ini di antara Penemuannya (30 September 2017)

i-59d636a27a70f1095d5ef7a2.png
i-59d636a27a70f1095d5ef7a2.png
j-59d636b4a8d35e4ec054fc82.png
j-59d636b4a8d35e4ec054fc82.png
k-59d636c6b5fdf26c2101c753.png
k-59d636c6b5fdf26c2101c753.png
Berita yang telah mendapatkan 4.568 viewersini hanya mengandalkan pernyataan yang dikeluarkan oleh penyair senior Taufik Ismail saja, tanpa ada tambahan informasi penunjang yang kredibel. Padahal, untuk informasi yang berkaitan dengan sejarah seperti ini dibutuhkan sumber tambahan seperti publikasi jurnal, atau riset yang mendukung. Hal ini dikarenakan bisa saja apa yang disampaikan Taufik Ismail tidak sepenuhnya benar. Berita ini bahkan tidak mencantumkan kapan waktu persisnya Taufik Ismail memberikan pernyataan tentang cerita ini.

Selain itu, penulis tidak bisa menangkap dengan jelas nilai berita apa yang terdapat di dalam berita ini. Hanya saja, masih terasa suasana peringatan G30SPKI yang dicoba dikaitkan oleh VOA-Islam.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun