10 menit ia gunakan untuk istirahat, jingga bergegas untuk membersihkan diri karena badannya sudah lengket akibat keringat.Â
~17.43~
hari mulai gelap tetapi ibu jingga belum pulang dari bekerja. tak ingin waktunya terbuang sia sia, jingga memilih untuk mengerjakan PR nya sambil menunggu ibunya pulang .Â
1 jam berlalu jingga sudah selesai dengan tugasnya dan ibunya juga sudah sampai di rumah.Â
"jingga sini nak" panggil hana. jingga menghampiri hana dan duduk di sampingnya. "ini ibu ada uang 50 ribu untuk kebutuhan jingga selama satu minggu kedepan" ucap hana
"pegang saja uangnya untuk ibu, ibu juga pasti butuh uang itu kan" tolak jingga dengan lembut. "tapi kamu lebih membutuhkan jingga, ini juga sudah menjadi kewajiban ibu sebagai orang tua" jawab hana
jingga menahan air matanya karena ia merasa kasihan dengan ibunya yang harus mencari nafkah sendiri untuk keluarganya. sedangkan ayahnya bekerja untuk dirinya sendiri tidak peduli dengan keluarganya.Â
jingga bersyukur karena masih diberi ibu yang baik dan pengertian. jingga tidak tau dan tidak bisa membayangkan se hampa dan segelap apa hidupnya jika tidak ada ibu hana di dunianya yang selalu menerangi jingga.Â
~20.45~
jingga kembali melamun di jendela kamarnya sambil melihat bintang bintang, ada satu bintang yang paling bersinar di malam itu.Â
jingga tak kuat menahan air matanya, entah sudah berapa banyak air mata yang jatuh dengan masalah yang sama. jingga tersenyum pahit atas hidup nya saat ini, di usia yang masih menginjak 16 tahun jingga harus memikirkan ekonomi keluarga. jingga sangat iri dengan teman temannya yang menjalani hidupnya tanpa memikirkan ekonomi keluarganya. bahkan ketika teman teman jingga bercerita tentang serunya bermain dan makan di tempat yang mewah, jingga hanya mendengar dan tersenyum.