"hmmm pasti enak jadi ga sabar sarapan, jingga mau mandi dulu dehh... " ucap jingga lalu pergi ke kamar mandi.Â
30 menit berlalu jingga sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia pun pergi ke dapur untuk mengambil sarapan. didapur ia bertemu dengan baron yaitu ayahnya. tak ada sapaan, jingga pun langsung mengambil sarapan dan membawanya ke dalam kamar. jingga lebih memilih sarapan sendiri daripada harus satu meja dengan ayahnya.Â
selesai dengan sarapannya jingga mengambil tas bewarna pink miliknya dan pergi menghampiri ibunya untuk berpamitan. "jingga berangkat dulu ya ibuku yang cantik" pamit jingga dengan ceria. "oh ya lupa, jingga minta uang 2 ribu untuk bayar parkir dong, uang 50 ribu yang ibu kasih minggu kemarin udah habis soalnya" jujur jingga
"ibu belum punya uang jingga, sebentar ibu mintakan ke ayahmu" balas hana
"ga ada uangku untuk beli rokok nanti siang" sarkas baron. bahkan hana saja belum berbicara ke baron, tetapi sudah di jawab dengan tegas.Â
jingga terdiam memikirkan kalimat yang ayahnya keluarkan."bahkan untuk memberi uang 2 ribu saja tidak mau, lebih mementingkan rokoknya dari pada anaknya" batin jingga.Â
jingga tersenyum getir atas kalimat ayahnya. sepele tapi bagi jingga itu sangat sakit. tak ingin hatinya bertambah sakit jingga memilih berangkat sekolah dengan jalan kaki, karena ia tidak punya uang untuk membayar parkir.Â
~bel pulang sekolah berbunyi~
jingga bergegas merapikan buku bukunya karena ia tidak mau pulang terlalu malam dan harus berjalan kaki sendirian untuk sampai di rumahnya.Â
tiba di rumah, jingga langsung masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju dan melakukan rutinitas nya yaitu bersih bersih rumah.Â
jalan kaki ke sekolah tadi membuat jingga sangat lelah, karena jarak rumah ke sekolah lumayan jauh dan membutuhkan waktu 30 menitan untuk sampai. di tambah jingga harus melakukan pekerjaan rumah menggantikan ibunya yang masih bekerja untuk membiayai kebutuhannya.Â