Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Nadiem, di Desa Tidak Tahu Gunakan Aplikasi

23 Oktober 2019   18:44 Diperbarui: 24 Oktober 2019   07:30 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan bukan saja tentang Kurikulum tetapi juga guru. Kekurangan dan minimnya profesionalisme guru masih menjadi problem bagi pendidikan di Indonesia. Guru yang seharusnya menjadi tempat central dalam sebuah proses pendidikan dinomorduakan oleh pemerintah.

Kita lebih sibuk merevisi kurikulum secara terus-menerus dan mengabaikan hal yang lebih esensi yaitu guru. Kita sepertinya mengabaikan pentingnya guru. Ia, seberapa jauh pemerintah memfasilitasi guru untuk sekolah-sekolah yang kekurangan guru? Seberapa jauh pemerintah membekali profesionalisme guru? Sudah berapa banyak guru profesional yang dihasilkan?

Kira-kira itu sejumlah pertanyaan yang harus dijawab pemerintah. Saya pikir, revisi kurikulum dikemudiankan, kuantitas dan kualitas guru dinomorsatukan terlebih dahulu barulah kita menciptakan kurikulum yang relevan dan mampu diimplementasikan oleh guru.

Oleh karena itu, kehadiran Nadiem Makarim harus menjawab problematika yang dihadapi oleh pendidikan kita. Mungkinkah Pak Nadim bisa menciptakan aplikasi yang bisa menghasilkan guru sebanyak sejumlah tukang ojek yang terdaftar di aplikasi Go-jek?

Jika seperti itu, Apakah Pak Nadim mampu menghasilkan guru yang profesional seperti para pengemudi Go-jek? Tapi ingat Pak Nadim, di desa tidak menggunakan Go-jek, di desa tidak mengenal Aplikasi bahkan Android.

Oleh karena itu, ciptakanlah inovasi yang relevan dengan semua kondisi kehidupan di seluruh tanah air.

Salam, Selamat Bekerja Pak Nadim Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berasal dari kaum milenial.

Neno Anderias Salukh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun