Akan tetapi, penolakan terhadap Wiranto semakin banyak ketika kerusuhan Papua yang dinilai diselesaikan secara militer bahkan menurut beberapa orang, Wiranto hanya berusaha menuduh Benny Wenda sebagai dalang kerusuhan Papua tetapi tidak ada upaya penyelesaian masalah Papua tanpa pendekatan militer.
RUU KPK dan RKUHP yang dinilai akan mengembalikan Indonesia ke orde baru juga menimbulkan kecurigaan terhadap Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Perlakuan aparat terhadap mahasiswa dan aktivis, beberapa wartawan ditangkap karena diduga melakukan hatespeech pun menambah kecurigaan. Apalagi Wiranto pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto.
Karena itu, sebagai kroni orde baru tentunya Wiranto dicurigai meskipun ia tidak melakukannya bahkan keinginan untuk mengembalikan Indonesia ke zaman orde baru tidak ada dalam kamus kehidupannya.
Nah, penjelasan di atas merupakan hal yang paling mungkin disebut sebagai kontroversi Wiranto sehingga upaya penyerangan yang dilakukan oleh orang tersebut paling mungkin motifnya adalah beberapa hal tersebut di atas.
Ketiga, Haters Wiranto
Dilansir dari kompas.com, polri menginformasikan bahwa pelaku penyerangan Wiranto terpapar radikalisme.
"Diduga pelaku terpapar radikalisme, nanti kita coba dalami apakah SA masih punya jaringan JAD Cirebon atau JAD lain di Sumatera,"Â Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Oleh karena itu, jika benar demikian maka bagi penulis hal tersebut merupakan kebencian terhadap Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang memiliki kuasa dalam melindungi negara dari ancaman radikalisme.
Sulitnya perkembangan radikalisme di Indonesia tidak terlepas dari power Wiranto. Oleh karena itu, hal tersebut bisa dijadikan sebagai motif penyerangan terhadap Wiranto.
Namun, tentunya ini adalah sebuah dugaan yang bisa saja salah. Mari kita menyimak informasi selanjutnya dari pihak kepolisian.