Seiring berkembangnya zaman, piringan hitam kalah trend dengan kaset pita. Menanggapi hal tersebut, pada tahun 1972, Lokananta beralih dari produksi piring hitam ke kaset pita. Sebagai dokumen, Lokananta menyimpan 53.000 piringan hitam sekaligus sebagai bukti pernah memproduksi piringan hitam.
Pada tahun 1983 Lokananta mempunyai unit produksi penggadaan film dalam format pita magnetik (Betamax dan VHS). Kemudian pada tahun 1985, Studio Lokananta diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko sebagai satu-satunya studio rekaman paling besar di Indonesia hingga saat ini. Penggandaan video tidak bertahan sejak Departemen Penerangan dibubarkan.
Studio yang memiliki arti nama 'Gamelan di Kahyangan Yang Berbunyi Tanpa Penabuh' ini pernah juga dirasakan oleh musisi-musisi ternama yang legendaris seperti Gesang, Sam Saimun, Waljinah, Buby Chen, Titik Puspa dan Jack Lesmana.
Menarik Penyanyi keroncong legendaris Waldjinah merupakan musisi yang dilahirkan dari studio ini. Buktinya, ia pernah menerima penghargaan AMI Awards 2017.Â
Yang lebih menarik adalah Lokananta menjadi tempat perekaman lagu-lagu kebangsaan dan pidato-pidato berpengaruh Bung Karno yang masih tersimpan hingga saat ini. Khususnya untuk lagu Indonesia Raya, rekaman resmi pertamanya versi 3 stanza aransemen Josef Cleber.
Begitupun lagu Rasa Sayange yang dikenal oleh seluruh angkatan masyarakat Indonesia juga diproduksi oleh Lokananta dalam bentuk piringan hitam yang kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962.
Beberapa musisi era kekinian seperti Gleen Fredly, Slank dan Ahmad Dhani pernah juga melakukan rekaman di studio musik ini.Â