Dia itu tidak sportif. Omongannya tidak bisa dipercaya. Kalau anda ingat, SBY itu kan sebelumnya dipecat oleh Presiden Gus Dur sebagai Menteri Pertambangan. Tapi saya angkat dia sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, setelah saya menggantikan Gus Dur," tulis Derek dalam "Catatan Tengah" di akun facebooknya dengan menirukan ucapan Megawati.
Pada saat itu, SBY mengucapkan terima kasih dan sebuah janji kepada Megawati bahwa ia akan setia kepada Megawati dan akan menemaninya sampai dengan tahun 2009 karena ia yakin Megawati akan memenangkan Pilpres 2004.
"Terima kasih, Saya akan kawal ibu hingga tahun 2009." Kata SBY.
Akan tetapi, SBY terlihat mengelabuhi Megawati. Ia malah sibuk menyiapkan strategi untuk menantang Megawati pada pilpres 2004. Hal ini ditandai dengan mendirikan Partai Demokrat secara diam-diam. Bahkan, ketika Megawati mulai curiga dan bertanya langsung kepada SBY, Presiden ke-6 ini malah membantah hal tersebut.
Kemudian Megawati mengajak SBY untuk mendampinginya pada pilpres 2004, ditolak mentah-mentah oleh SBY dengan alasan ia cukup menjadi menteri. Padahal, SBY sudah siap untuk maju sebagai capres.
Megawati sakit hati dengan keputusan SBY yang dianggap tidak setia dan mengkhianatinya. Bahkan ia pernah mengatakan bahwa ia lebih memilih Yusril yang jujur untuk menantangnya dalam kontestasi pilpres daripada SBY yang merupakan musuh dalam selimut.
"Saya lebih menghargai orang seperti Yusril Ihza Mahendra," ujar Mega kala itu.
Hubungan Megawati dan Prabowo
Sebagai upaya balas dendam kepada SBY, Megawati pernah menggaet Ketum Gerindra, Prabowo Subianto untuk mendampinginya dalam bursa calon presiden dan wakil presiden.
Ya, Megawati dan Prabowo pernah bergandengan tangan melawan SBY di Pilpres 2009. Meski kalah, hubungan Megawati dengan Prabowo yang selalu ditandai dengan Nasi Goreng diibaratkan seperti TTM (Teman Tapi Mesra).
Pada saat Megawati dan Prabowo resmi menjadi calon presiden dan wakil presiden, mereka memilih masak nasi goreng bersama di rumahnya Megawati menjelang pencoblosan.