Kemudian pada Deklarasi Ciganjur, Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional dan Megawati mendirikan PDI Perjuangan yang kemudian bersaing pada pemilu 1999.
PDI Perjuangan berhasil mengantongi 33,74 persen suara dan merupakan partai yang memperoleh suara tertinggi di antara 47 partai peserta lainnya. Dengan demikian, PDI-P berhasil menguasai 153 kursi di DPR. Sementara PAN hanya mampu meraup 7,12 persen suara.
153 Kursi menjadi modal utama Megawati untuk merebut kursi kepresidenan. Saat itu, Gus Dur hadir dari PKB yang siap menyaingi Megawati. Presiden perempuan pertama ini sudah yakin memenangkan Pilpres 1999.
Amin Rais yang semula mendukung Megawati, kini beralih menginisiasi terbentuknya koalisi Poros Tengah dan mendukung Gus Dur jadi presiden. Pasalnya Gus Dur dipandang sebagai sosok yang dapat diterima oleh berbagai golongan. Namanya pun cukup menjanjikan di dunia internasional karena ide-ide pluralismenya.
Di sisi lain, Megawati yang hanya kuat di kalangan pendukung tak menjamin kemenangan karena koalisi poros tengah termasuk memiliki kontribusi besar dalam pemilihan presiden. Selain itu, Amin Rais menganggap Megawati tidak bisa menjalankan tugasnya.
"Saya tak yakin Mega dapat menjalankan agenda Reformasi," kata Amien Rais sebagaimana dikutip Zaim Uchrowi dalam biografi Mohammad Amien Rais Memimpin dengan Nurani (2004, hlm. 258).
Meski pada akhirnya Megawati menjadi wakil presiden dan menjadi presiden di akhir periode Gus Dur adalah dukungan Amin Rais, keputusan Amin Rais dinilai cukup memberi luka yang membekas. Mengingat, ambisi menjadi presiden pada tahun 1999 adalah cita-cita Bu Mega.
Hal ini diperparah dengan isu yang menjatuhkan Megawati sebagai perempuan yang tidak bisa diandalkan untuk memimpin negara pada pemilu 1999.
Amin Rais yang awalnya merupakan seorang kawan berubah menjadi seorang pengkhianat.
Hubungan Megawati dan SBY
Di Era Gus Dur, SBY menjadi Menteri Pertambangan tetapi kemudian dipecat oleh Gus Dur sendiri. Namun, pada saat Megawati menggantikan Gus Dur, ia mengangkat kembali SBY sebagai Menko Polkam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!