Makna yang dipetik dari bagian ini juga adalah suatu bentuk pemeliharaan terhadap budaya orang Timor yang dengan kerendahan hatinya memperlakukan tamu seperti seorang Raja (Baca: Kase, Sebutan untuk Tamu oleh Orang Amanuban). Budaya yang hampir punah ini, diharapkan melalui moment ini dapat dipelajari oleh generasi muda dan terus dipelihara sebagai bentuk kearifan lokal.
 TITIK KETUJUH
Peristiwa Perjamuan Terakhir oleh Yesus dan murid-murid-Nya dilakonkan di titik ini. Pisang Bakar dan Air Kelapa Muda sebagai pengganti Roti dan Anggur digunakan dalam adegan perayaan perjamuan tersebut. Adegan untuk memperingati tubuh Yesus yang dicabik-cabik serta darah-Nya yang mengalir demi menebus umat manusia.
Penggunaan Pisang Bakar dan Air Kelapa Muda sebagai bentuk promosi hasil kekayaan alam di Timor Tengah Selatan yang dipercaya mampu mendongkrak ekonomi masyarakat tapi belum dimanfaatkan secara optimal.
Uniknya dalam bagian ini, kembali mempromosikan piring dan gelas tradisional orang Timor yang terbuat dari tempurung kelapa dan bambu. Tempurung kelapa dan bambu yang dipotong lalu diukir memiliki nilai estetika dan ekonomis tinggi yang hampir punah. Selain minimnya pengrajin, juga alat-alat makan modern lebih menguasai pasar.
 TITIK KEDELAPAN