Hari masih pagi, saat tiba di sekolah inklusif. Bu Ai, CGP yang akan kubersamai dalam PI langsung menyambut. Dia mengajakku masuk ke ruangan kantor yang sangat rapi, bersih dan indah. Maklum, sekolah ini adalah sekolah binaan, fasilitasnya lengkap, guru-gurunya hebat, serta merupakan sekolah inklusi.
Dilansir dari wikipedia.org, pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali untuk difabel.
Seorang anak laki-laki berperawakan tinggi langsing, berambut agak gondrong datang menyapa Bu Ai. Padahal, saat itu pembelajaran baru dimulai.
"Bunda mau dipijit?" tanyanya ramah.
"Nanti, ya, kalau Bunda udah beres pekerjaannya?" jawab Bu Ai sambil tersenyum.
Merasa tertarik dengan tawarannya, anak itu segera kutanya.
"Emangnya bisa mijit, ya, Nak?"
"Iya, Bunda. Pijit three in one"
"Loh, apa itu three in one?" tanyaku heran.
"Pijit kepala, pundak punggung!" jawab anak itu lugas, sambil memandangku.
"Wah, keren sekali nama pijitannya! Berapa tarif pijit three in one, Nak?"