Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Maka, Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

29 Maret 2023   22:07 Diperbarui: 29 Maret 2023   22:15 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini hari ketujuh bulan Ramadan 1444H. Semalam anakku yang tinggal berbeda kecamatan denganku mengabari, kalau cucu-cucuku selalu tamat berpuasa hingga hari ini. 

Alhamdulillah. Walau usia masih kecil, masih di TK dan di SD kelas 1, cucuku sudah belajar berpuasa. 

Tahun lalu saat Ramadan,  Cici pernah batal 2 hari, sedangkan Dede 3 hari. 

Sehari-hari, Cici memang susah makan nasi. Hobinya makan kentang dan minum susu, jadi ketika Ramadan tiba, di terlihat lebih santai dan menikmati puasanya.

Lain lagi dengan Dede. Sehari-hari dia suka banget makan nasi, bahkan relatif sering. Karena itu, saat bulan puasa, ia kelihatan lebih repot, ditambah kemanjaannya yang lebih, sebagai anak bungsu.

"Dede banyak drama kalau puasa!" begitu chat dari anakku,"Nangis-nangis pengen batal!"

"Jangan dipaksa puasa, sekuatnya aja!"

Aku khawatir, Dede jadi sakit.

"Iya, siap, Bu!"

Anak-anak sekarang, lebih rajin berpuasa. Kegiatan mereka dipantau dengan buku kegiatan Ramadan.

Dalam buku ini, dituliskan kegiatan anak selama bulan Ramadan, diisi dan ditanda tangani orang tua. Anak-anak pun termotivasi untuk melaksanakan kewajiban, seperti salat wajib dan salat sunah, tadarus, belajar, membantu orangtua serta puasa.

Jika melaksanakan kegiatan tersebut, mereka mendapat tanda centang dan tanda tangan. Namun, bukan centang biru seperti dari Kompasiana. yang begitu sulit kudapat. Eh, jadi curhat! Hehehe

Dan yang lebih membanggakan, Cici dan Dede menemani ibunya berjualan. Untuk kegiatan ini, mereka pun mendapat tanda centang, dalam hal membantu orang tua.

Mereka pun menjadi salah satu peserta pedagang dadakan. Ada makanan kecil, dan minuman untuk takjil yang mereka bawa.

Sayang, karena hujan, mereka harus segera mencari pelanggan lain, yaitu tentu saja ke rumahku. Di rumahku ada tiga pembeli, yang siap menyantap jualan mereka. Hehehe

"Bu, OTW ke rumah Ibu, ya. Di sini hujan!"

"O, iya, siap. Sini, ditunggu, ya, Nak!"

Dan celakanya, aku lupa belum menanak nasi. Aku terlalu terlena di depan laptop, membaca karya kompasianer yang sangat beragam dan menarik, Tak kusangka, waktu sudah menunjukkan pukul 17.15 WIB! Duh, gimana, nih?

Biasanya paksu yang bertugas, tetapi hari ini Paksu ketiduran. Alhasil, aku segera menanak nasi. Mudah-mudahan, saat magrib nanti, nasi sudah matang

Aku berpikir keras, cucuku dimasakin apa, ya?

Pesan grabfood, tak mungkin. Hujan turun dengan deras, disertai guruh dan kilat menyambar. Saat begini, akan sulit mencari driver. Kalau pun ada, makanan akan datang di atas jam tujuh malam, karena biasanya antre!

Kubuka kulkas, alhamdulillah, ada bahan makanan. Segera kugoreng kentang, tahu berbalut tepung bumbu krispi, lumpia mayones, serta telur dadar.

Maaf, lupa, gak sempat kufoto, karena sibuk! Hihi

Sat set, makanan panas siap, saat rombongan anak cucu mantu tiba.

"Onty, beli dong makanan takjilnya!" Cici nawarin kepada anakku yang bungsu.

Ontynya segera membantu Cici meletakkan jualannya.

" Onty mau minuman dan makaroninya, dong!"

"Beli berapa, Onty?" senyum Cici mengembang.

"Minuman lima, makaroni lima!"

Dengan gesit, Cici dan Dede melayani Ontynya.

"Makaroni lima jadi lima puluh ribu, Onty. Minuman lima, jadi dua puluh lima ribu!" ujar Cici. Mereka memang suka mengikuti kegiatan market day di sekolah, sehingga terbiasa berhitung.

"Oh, iya, pinter! Semuanya, jadi berapa, Ci?'

Cici menghitung, mulutnya komat-kamit.

"Jadi tujuh puluh lima ribu!"

"Pinter, anak Onty!" si Bungsu memeluk kedua keponakannya dengan penuh kasih sayang.

Cici dan Dede tersenyum semringah menerima uang dari Ontynya. Mereka segera menyerahkan uang itu kepada maminya.

"Alhamdulillah, ternyata jualannya mending di sini aja, ya, Ci, De!" ujar maminya sambil tertawa.

"Enak aja!" si Bungsu tersenyum kecut.

Azan magrib pun berkumandang. Kami mengucap syukur dan segera berbuka.

"Nek, mau makan nasi!" Dede berbisik.

Kuperhatikan mejikom yang sudah mengeluarkan asap, tanda sudah matang. Biasanya harus ditunggu beberapa saat biar tanak.

"O. iya, sebentar lagi,ya, De! makan kentang dulu, ya!' rayuku.

"Iyaaaa!" Dede pun beranjak mencomot kentang goreng.

Berkumpul bersama keluarga dalam keadaan sehat, bisa makan bersama sambil bercanda ria, sungguh terasa bahagia.

"Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar Rahman:13)

Alhamdulillah, Ya, Allah.

Semoga kami termasuk golongan orang yang pandai bersyukur.

Aamiin Ya Rabbal Alamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun