Cici menghitung, mulutnya komat-kamit.
"Jadi tujuh puluh lima ribu!"
"Pinter, anak Onty!" si Bungsu memeluk kedua keponakannya dengan penuh kasih sayang.
Cici dan Dede tersenyum semringah menerima uang dari Ontynya. Mereka segera menyerahkan uang itu kepada maminya.
"Alhamdulillah, ternyata jualannya mending di sini aja, ya, Ci, De!" ujar maminya sambil tertawa.
"Enak aja!" si Bungsu tersenyum kecut.
Azan magrib pun berkumandang. Kami mengucap syukur dan segera berbuka.
"Nek, mau makan nasi!" Dede berbisik.
Kuperhatikan mejikom yang sudah mengeluarkan asap, tanda sudah matang. Biasanya harus ditunggu beberapa saat biar tanak.
"O. iya, sebentar lagi,ya, De! makan kentang dulu, ya!' rayuku.
"Iyaaaa!" Dede pun beranjak mencomot kentang goreng.