Emih hanya bisa tersenyum kecut.
Sambil berjingkat masuk rumah, Emih menjawab,
"Iya, boleh! Tapi, sekali saja!"
"Horeee!"
A Bari langsung memasukkan jambu ke mulutnya. Dia batal puasa sepertiku! Padahal dia sudah kelas lima SD, loh!
Hanya Teh Dini yang tak pernah batal puasa. Kalau Ati masih kecil, jadi dia belum bisa puasa.
Sampai magrib tiba, kami tak makan apa-apa lagi. Rasanya malu kalau harus makan nasi sebelum waktunya.
Ketika Ibu datang ke Bandung beberapa hari kemudian, aku dan A Bari kena marah, karena batal puasa.
"A Bari dan Ana, gak akan dibelikan baju lebaran!" kata Ibu dengan tegas.
Aku dan A Bari tertunduk bagai pesakitan. Sedih banget mendengar kata-kata Ibu.
Gimana, kalau begini?